Menu

Mode Gelap
Gelar Rembuk Stunting Komitmen Pemkab Pacitan Tekan Stunting Hingga 2025 Kenaikan Harga Beras, DPRD Pacitan Desak Pemerintah Ambil Langkah Nasib Naas Menimpa Keluarga Wisata di Pantai Srau, Pacitan, 1 Tewas Terseret Ombak Deklarasi Mahasiswa Pacitan, Tolak Politisasi Kampus Jelang Pemilu 2024 Forum PTT Transport SD/SMP Pacitan Sampaikan Tuntutan kepada Bupati

Headline · 21 Nov 2022 03:04 WIB

Ratusan Peserta Ikuti Gladen Jemparingan di Pacitan


 Ratusan Peserta Ikuti Gladen Jemparingan di Pacitan Perbesar

Ribuan anak panah melesat di pantai Pancer Door, Pacitan kemarin (20/11). Tak sekedar tarik busur, para pemandah dari berbagai daerah itu adu ‘’titis’’ turnamen panahan tradisional, Gladen Ageng Jemparingan Notopuro 2022. ‘’Ini adalah perlombaan panahan tradisional gagrak Mataraman menggunakan jemparing atau panah tradisional,’’ terang Ketua Panitia Penyelenggara Hernawan Eka Budisetyo  

Hermawan mengatakan, adu ‘’titis’’ ini jadi pagelaran pertama komunitas Jemparingan Mbah Gono (JMG) Citaning Pacitan. Setidaknya 140 perserta dari 41 paguyubuan Jawa Timur, Jawa Tengah serta DIY ikuti kegiatan tersebut. Sesuai namanya, para peserta ditantang menah ‘’bandu’’ yang berjarak 30 meter menggunakan panah tradisional. ‘’Tata cara memanahnya juga menggunakan teknik tradisional, termasuk busurnya,’’ jelasnya. 

Jemparingan, lanjut Hermawan jadi olahraga para kestria jaman kerajaan Mataram. Jadi adu ketangkasan sekaligus hiburan, pesertanya wajib gunakan pakain tradisional seperti lurik dan jarik. Pun dilakukan dudul bersila menggunakan busu kayu dan anak panah bambu. Targetnya, sebuah ‘’bandul’’ berjarak 30 meter berbentuk bulatan 30 sentimer dengan diameter 3 sentimeter dengan gantungan lonceng. Pun selama kompitisi mereka hanya di bekali empat anak panah. ‘’Dengan panah yang terbatas kemampuan peserta akan sangat diuji disini,’’ ungkapnya. 

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menambahkan, menarik panah tradisional susah-susah gampang. Butuh konsentrasi kekuatan tangan pun ketangkasan. Terlebih, berada di area terbuka dengan angin dari berbagai arah, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri saat memburu bandul yang ada. ‘’Kalau dada, kena dada sebelah kiri,’’ kelakar Bupati, saat anak panahnya hanya meleset sedikit di sebelah kiri target.

Indrata berharap, kegiatan kegiatan serupa dapat dijadikan kalender rutin. Tentu saja, selain bertujuan melestarikan tradisi leluhur kepada generasi muda, ajang jemparingan juga menjadi daya tarik wisata. ‘’Harapan saya kalau kita bisa memanfaatkan kegiatan ini untuk promosi wisata dan sebagainya akan sangat menarik,’’ imbuh Aji saat diwawancara usai ikuti kegiatan Jemparingan itu. (NOT)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mas Aji Serap Aspirasi Nelayan Pesisir di Desa Karangnongko, Siap Wujudkan Harapan Masyarakat

3 October 2024 - 05:10 WIB

Sinergitas Ulama dan Umara untuk Pacitan yang Aman dan Damai

15 September 2024 - 12:11 WIB

Diusung Partai Lain, Ronny Tak Kunjung Mundur Dari Demokrat, Kenapa? 

12 September 2024 - 07:49 WIB

Warga Pasang Banner Peringatan Kepada Pemilik Tuyul di Desa Jeruk, Pacitan

6 September 2024 - 22:06 WIB

Digipay, Marketplace Untuk Satuan Kerja

28 June 2024 - 06:28 WIB

Unjuk Rasa Aktivis GMNI Pacitan, Protes Rencana Acara Peluncuran Pilkada dengan Hiburan Dangdut

30 May 2024 - 12:30 WIB

Trending di Headline