Menu

Mode Gelap
Belum Cair, Cek Rp3 Miliar Milik Tarman Hilang “Ketlisut” Agar Aman dan Sehat, Penjamah Makanan MBG di Pacitan Dapat Pembekalan Higiene Sanitasi Jaga Kualitas Makan Bergizi Gratis, BGN Gelar Bimtek Penjamah Makanan di Pacitan Pedet Berkaki Enam Lahir di Pringkuku, Pacitan, Bikin Heboh Warga DBHCHT Pacitan Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan, Dinkes Salurkan Rp 10,28 Miliar untuk Obat dan Renovasi Faskes Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia

Headline

Ratusan Peserta Ikuti Gladen Jemparingan di Pacitan

badge-check

Ribuan anak panah melesat di pantai Pancer Door, Pacitan kemarin (20/11). Tak sekedar tarik busur, para pemandah dari berbagai daerah itu adu ‘’titis’’ turnamen panahan tradisional, Gladen Ageng Jemparingan Notopuro 2022. ‘’Ini adalah perlombaan panahan tradisional gagrak Mataraman menggunakan jemparing atau panah tradisional,’’ terang Ketua Panitia Penyelenggara Hernawan Eka Budisetyo  

Hermawan mengatakan, adu ‘’titis’’ ini jadi pagelaran pertama komunitas Jemparingan Mbah Gono (JMG) Citaning Pacitan. Setidaknya 140 perserta dari 41 paguyubuan Jawa Timur, Jawa Tengah serta DIY ikuti kegiatan tersebut. Sesuai namanya, para peserta ditantang menah ‘’bandu’’ yang berjarak 30 meter menggunakan panah tradisional. ‘’Tata cara memanahnya juga menggunakan teknik tradisional, termasuk busurnya,’’ jelasnya. 

Jemparingan, lanjut Hermawan jadi olahraga para kestria jaman kerajaan Mataram. Jadi adu ketangkasan sekaligus hiburan, pesertanya wajib gunakan pakain tradisional seperti lurik dan jarik. Pun dilakukan dudul bersila menggunakan busu kayu dan anak panah bambu. Targetnya, sebuah ‘’bandul’’ berjarak 30 meter berbentuk bulatan 30 sentimer dengan diameter 3 sentimeter dengan gantungan lonceng. Pun selama kompitisi mereka hanya di bekali empat anak panah. ‘’Dengan panah yang terbatas kemampuan peserta akan sangat diuji disini,’’ ungkapnya. 

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menambahkan, menarik panah tradisional susah-susah gampang. Butuh konsentrasi kekuatan tangan pun ketangkasan. Terlebih, berada di area terbuka dengan angin dari berbagai arah, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri saat memburu bandul yang ada. ‘’Kalau dada, kena dada sebelah kiri,’’ kelakar Bupati, saat anak panahnya hanya meleset sedikit di sebelah kiri target.

Indrata berharap, kegiatan kegiatan serupa dapat dijadikan kalender rutin. Tentu saja, selain bertujuan melestarikan tradisi leluhur kepada generasi muda, ajang jemparingan juga menjadi daya tarik wisata. ‘’Harapan saya kalau kita bisa memanfaatkan kegiatan ini untuk promosi wisata dan sebagainya akan sangat menarik,’’ imbuh Aji saat diwawancara usai ikuti kegiatan Jemparingan itu. (NOT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Belajar Kepemimpinan Lewat Jejak Sejarah SBY, Peserta Bimteknas Demokrat Tour Museum di Pacitan

27 September 2025 - 17:16 WIB

Mayat Pelaku Pembunuhan di Temon Arjosari Ditemukan di Hutan Pacitan

26 September 2025 - 06:13 WIB

Loket SKCK Polres Pacitan Membludak, Pemohon PPPK Rela Berdesakan

16 September 2025 - 19:35 WIB

Branding baru “70-Mile Sea Paradise” siap promosikan keindahan pantai Pacitan

7 Agustus 2025 - 20:16 WIB

Dentuman Misterius Gegerkan Warga Pacitan, Diduga Sonic Boom dari Latihan Pesawat Tempur TNI AU

22 Juli 2025 - 19:08 WIB

Trending di Headline