Menu

Mode Gelap
Diduga Alami Gangguan Jiwa, Pria di Tegalombo Rusak Rumah dan Kendaraan Tetangga Museum SBY-Ani di Pacitan Gelar Pameran 130 Lukisan, Perkenalkan Tagline Baru Kabupaten Pacitan Targetkan 27 Medali di Porprov Jatim 2025. Tokoh Film Indonesia Akan Luncurkan Kompetisi Film Horor di Pacitan Warga Pacitan Antusias Ikuti Program Cek Kesehatan Gratis Peternak Pacitan Bangga, Sapi Peliharaannya Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban

Headline

Sriyanti, Kartini Pejuang Sanitasi Asal Pacitan

badge-check

DONOROJO – lensapacitan.com, Keberhasilan Pacitan dalam menyabet predikat kabupaten dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan tak lepas dari cawai Sriyanti. Sejak 2008 silam, dirinya aktif menyerukan masyarakat untuk tak buang air besar sembarangan (BABS). Acap mendapat penolakan, tak jarang cibiran juga didapatnya.






Ditolak, dicibir hingga diacuhkan jadi makanan sehari-hari Sriyanti. Niat baik mengajak masyarakat untuk melakoni hidup sehat justru acap disalah arti. Disangka penghasut hingga dimintai bantuan kerap diterimanya saat berdialok bersama warga. ‘’Dulu hampir semua warga di satu desa itu tak ada yang memiliki WC,’’ kenang Sriyanti saat awal dirinya menjadi kader kesehatan 2008 silam.






Hari-hari awalnya tak hanya berat namun juga menantang. Perempuan kelahiran Gunungkidul, DIY itu kerap menerobos semak belukar. Terkadang harus bersembunyi di balik rindangnya tanaman hutan. Semua dia lakukan semata untuk mengetahui lokasi buang air warga.






Memang 10 tahun silam, bagi sebagian besar warga Pacitan terutama yang tinggal di wilayah barat. Buang air di semak-semak, bawah pohon keras hingga kali jadi hal lumprah dilakoni. Kegiatan itu bahkan telah turun termurun dilakukan masyarakatnya. Hingga, ancaman penyakit berbahaya mudah menyerang warga yang notebene tersebar lewat serangga yang hinggap di kotoran yang dibuang sembarangan. ‘’Karena kita tidak ada yang tau lalat itu hinggap dimana dan kemana,’’ ujar warga dusun Salam, Sukondono, Donorojo itu.






Pantangan mengajak, hingga menyuruh dipegang teguh ibu dua anak itu saat menjadi kader kesehatan. Meski dampaknya, Sriyanti harus berulang kali melakukan penyuluhan di satu lingkungan. Acap, dialognya bersama warga kala itu tak digubris dan diacuhkan. Enggan menyerah, warga asli Yogjakarta itu, berinisitiatif membuat peta BAB para warga. ‘’Kita buat peta sedarhana dari ranting batu dan serbuk gergaji. Kita ajak dialok dengan warga dan minta mereka menandai lokasi BAB masing-masing,’’ papar nenek satu cucu itu.





Cara tersebut terbukti ampuh, seiring berkali-kali peta yang sama dibuat satu persatu warga malu saat menunjukan lokasi BAB masing-masing. Pun satu persatu mereka sudi membuat WC dirumah masing-masing. Sebagian bahkan membuat arias WC ditiap lingkungan. Hingga, dua tahun berjalan sejak awal terjun jadi kader, wanita kelahiran 11 april 1969 itu sukses entaskan Pacitand dari tabiat BAB sembarangan (BABS). ‘’Ditahun 2010 itu ada deklarasi bersama dengan tak melakukan BAB sembarangan di Pacitan,’’ terangnya sembari menyebut tiap lingkungan mempunyai cara masing-masing dalam menjaga warga agar tak BABS. (not)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pria di Sidomulyo Ngadirojo Bacok Tujuh Warga, Diduga Alami Gangguan Jiwa

29 Mei 2025 - 06:20 WIB

Nekat Seberangi Sungai Pakai Rakit Gedebok, Petani di Ngadirojo Tewas Tenggelam

17 Mei 2025 - 06:29 WIB

Modus Penipuan Berkedok Pemesanan Nasi Box, Puskesmas Arjosari Dicatut

10 April 2025 - 06:53 WIB

Pesanan Fiktif Rugikan Emak-emak, Makanan Diantar ke Puskesmas Tanpa Pemesan

9 April 2025 - 14:44 WIB

PU Bina Marga Pastikan Jalan Mulus Sambut Pemudik ke Pacitan

26 Maret 2025 - 19:54 WIB

Trending di Headline