Menu

Mode Gelap
Diduga Alami Gangguan Jiwa, Pria di Tegalombo Rusak Rumah dan Kendaraan Tetangga Museum SBY-Ani di Pacitan Gelar Pameran 130 Lukisan, Perkenalkan Tagline Baru Kabupaten Pacitan Targetkan 27 Medali di Porprov Jatim 2025. Tokoh Film Indonesia Akan Luncurkan Kompetisi Film Horor di Pacitan Warga Pacitan Antusias Ikuti Program Cek Kesehatan Gratis Peternak Pacitan Bangga, Sapi Peliharaannya Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban

Headline

Peluncuran ‘Gumregah Jumangkah’ Menuai Kritik karena Diduga Pemborosan Anggaran

badge-check


					Peluncuran ‘Gumregah Jumangkah’ Menuai Kritik karena Diduga Pemborosan Anggaran Perbesar

PACITAN – Acara peluncuran tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Pacitan dengan tema ‘Gumregah Jumangkah’, yang dijadwalkan berlangsung pada 8 Juni mendatang, menuai kontroversi publik. Para kritikus berpendapat bahwa acara tersebut, selain hanya sebagai perayaan seremonial, dinilai sebagai pemborosan anggaran.

Muhamad Tonis Dzrikrullah, seorang aktivis dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Pacitan, menuduh Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pemborosan anggaran. Ia mengkritik keputusan untuk menghadirkan artis dangdut papan atas dari New Monata dalam acara tersebut, yang diperkirakan akan menghabiskan ratusan juta rupiah. Menurutnya, kemewahan ini mencerminkan kurangnya integritas dan tanggung jawab moral dalam penggunaan dana publik. “Ini membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat,” katanya pada 28 Mei lalu.

Tonis menyarankan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp 37 miliar untuk KPU akan lebih baik digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Ia mengusulkan anggaran tersebut dialokasikan untuk kegiatan penting seperti kampanye partisipasi politik dan peningkatan biaya operasional badan ad-hoc seperti PPK, PPS, dan KPPS. “KPU sudah diluncurkan oleh KPU nasional, jadi tidak perlu acara mewah seperti ini,” tambahnya.

Dia juga mengkritik KPU karena menyimpang dari tugas intinya sebagai penyelenggara pemilihan umum. Dia menekankan bahwa setiap tindakan yang diambil oleh KPU harus dievaluasi berdasarkan manfaatnya. “Kami juga menawarkan solusi. Daripada menggunakan anggaran untuk kegiatan yang kurang substansial, lebih bijaksana jika dialokasikan kepada PPK, PPS untuk kampanye ke akar rumput tentang pentingnya partisipasi pemilih,” ujarnya.

Tonis mendesak KPU untuk mengevaluasi acara tersebut untuk memastikan bahwa acara tersebut lebih bermanfaat dan mengedepankan pendidikan politik. “Jika pertunjukan dangdut tidak efektif, setidaknya harus ada jumlah pendidikan politik yang substansial,” tandasnya.

Hingga saat ini, KPU Pacitan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kritik ini. Ketua KPU, Sulis Setyorini, belum menjawab pertanyaan melalui WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pria di Sidomulyo Ngadirojo Bacok Tujuh Warga, Diduga Alami Gangguan Jiwa

29 Mei 2025 - 06:20 WIB

Nekat Seberangi Sungai Pakai Rakit Gedebok, Petani di Ngadirojo Tewas Tenggelam

17 Mei 2025 - 06:29 WIB

Modus Penipuan Berkedok Pemesanan Nasi Box, Puskesmas Arjosari Dicatut

10 April 2025 - 06:53 WIB

Pesanan Fiktif Rugikan Emak-emak, Makanan Diantar ke Puskesmas Tanpa Pemesan

9 April 2025 - 14:44 WIB

PU Bina Marga Pastikan Jalan Mulus Sambut Pemudik ke Pacitan

26 Maret 2025 - 19:54 WIB

Trending di Headline