Oleh: Ana Sariasih
PACITAN – Tidak hanya Indonesia, 92 ,9 % negara di dunia terancam mengalami pelambatan ekonomi akibat Pandemi. bahkan mengalami penurunan yang sangat tajam Perancis misalnya, minus hingga 19, 6 di Triwulan II. Sedangkan Indonesia mencatatkan angka minus 5,325. Kondisi ini menggambarkan Indonesia masih cukup baik dibanding negara lain. Mengantisipasi Kondisi tersebut, Menkeu menggelorakan bahwa TW III tidak boleh gagal. Realisasi APBN /APBD sebagai faktor yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan harus bisa segera direalisasikan.
Realisasi penyaluran APBN melalui KPPN Pacitan s.d. TW III sebesar 393.01 Milyar dari Pagu 529,1Milyar. Penyaluran tersebut mencapai 75,22 % dari pagu atau naik 16,91 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2019. Belanja Pegawai mencatatkan realisasi sebesar 105, 36 Milyar atau 65,55% dari pagu. Sementara tahun sebelumnya tercatat 102,48 Milyar atau 68% dari pagu. Penurunan prosentase ini disumbangkan dari tidak dibayarkannya tunjangan kinerja saat realisasi Tunjangan Hari Raya dan maupun Gaji Ketigabelas.
Adapun Belanja Barang terealisasi sebesar 57,273 Milyar atau 51,03% dari pagu. sementara periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 85,54Milyar atau 78,46%. Ini dikarenakan adanya Pandemi Covit 19 menyebabkan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara fisik tidak dapat berjalan. Begitu juga anggaran perjalanan. Perlu penyesuaian / refocusing kembali menyesuaikan kondisi.
Untuk belanja modal, sampai dengan TW III, terjadi kenaikan hingga 36,35% dibanding periode yang sama tahun lalu. Tahun ini penyerapan mencapai 1,4Milyar dari pagu 1,9Milyar atau 70,18 %, sedangkan periode yang sama tahun lalu hanya mencapai 33.83%. Hal ini sejalan dengan upaya percepatan penyerapan anggaran, disamping kebutuhan modal untuk mendukung kegiatan di masa pandemi seperti perlengkapan virtual meeting dan sebagainya.
Untuk Belanja Bansos, sampai dengan TW III yang mencapai 96,82% pada tahun ini, sedangkan tahun 2019 masih belum ada pencairan. Hal ini sesuai dengan kebijakan Pemerintah dalam merespon kondisi Pandemi.
Penigkatan tajam terjadi pada penyaluran dana transfer hingga total penyaluran s.d TW III mencapai 92,06 % dari total pagu. Sementara pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai 44.65 %. Terdiri atas Dana Desa, Dana alokasi Khusus Fisik dan cadangan Dsana Alokasi Khusus Fisik. Dana Desa dan Cadangan DAK Fisik merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilakukan melalui Belanja Negara. Bertujuan melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi Pelaku Usaha dalam menjalankan usahanya.
Sampai denga TW III 2020 ini, Penyaluran Dana Desa mencapai 92,73 % sementara di periode yang sama tahun lalu hanya mencapai 25,92%. Realisasi penyaluran mencapai 138,04 Milyar dari total Pagu 148,86Milyar. Percepatan penyaluran Dana Desa dilakukan dengan berbagai relaksasi persyaratan sebagai respon tanggap terhadap pandemi Covid 19. Dana Desa digunakan untuk Bantuan Langsung Tunai. dalam upaya perlindungan social. . Sampai dengan 30 september, penyaluran BLT dana desa di pacitan sebagai berikut.
Bulan Penyaluran KPM Nilai BLT (juta) Desa
Bulan Ke-1 10.779 6.467,4 166
Bulan Ke-2 10.536 6.321,6 166
Bulan Ke-3 10.529 6.317,4 166
Bulan Ke-4 11.204 3.361,2 165
Bulan Ke-5 10.306 3.091,8 155
Bulan Ke-6 7.647 2.294,1 120
Jumlah 61.001 27.853,5
Sedangkan penyaluran Dana Alokasi Fisik mencapai 91,11% yaitu sebesar 95,71 Milyar dari pagu 105,04Milyar. Realisasi tersebut telah sesuai dengan pagu hasil lelang yang diupload dalam aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Terdiri atas alokasi DAK fisik regular yang meliputi bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan dan LHK dengan realisasi sebesar 55,90 Milyar dari pagu 59,29 Milyar atau 94,29 % pagu. Belanja Pendidikan merupakan belanja yang penting dan bersifat mandatory. Sedangankan belanja Kesehatan menjadi prioritas Pemerintah saat ini. Apalagi kunci pemulihan ekonomi adalah keberhasilan upaya penanganan pandemi dan adaptasi kebiasaan baru.
Cadangan DAK Fisik terdiri atas 9 bidang yaitu Sanitasi, Perumahan Permukiman, Jalan, Air Minum, Sanitasi, Irigasi, Pariwisata, Pertanian dan Kelautan & Perikanan. Total Pagu mencapai 45,75 Milyar, tersalurkan sebesar 39,8 Milyar atau 87,00%.
Berbeda dengan Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial, realisasi penyaluran anggaran Dana Transfer disalurkan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Pacitan dari Rekening Kas Umum Negara Ke Rekening Kas Daerah untuk DAK Fisik dan Cadangan DAK Fisik. Sementara Dana Desa disalurkan ke Rekening Kas Desa. Dari jumlah 138,04 Milyar Dana Desa, sampai dengan tanggal 30 September penyaluran BLT baru mencapai 27,85 Milyar. Ini memungkinkan masih terdapat dana yang besar di Rekening Kas Desa. Oleh karena itu harus dilakukan optimalisasi belanja. Perlu disegerakan untuk melaksanakan kegiatan dan membayarkannya pada yang berhak. Demikian juga untuk DAK Fisik maupun Cadangan DAK Fisik.
Diharapkan optimalisasi belanja melalui percepatan realisasi ini dapat kembali menggerakkan aktifitas ekonomi daerah. Perekonomian TW IV akan bangkit kembali. Upaya lain yang dapat dilakukan oleh Pemerintah daerah selain optimalisasi belanja antara lain 1) Mendukung Program Pemerintah Pusat dalam pemberian insentif dunia usaha 2) Evaluasi dan perbaikan program PEN daerah, 3) Menyuarakan disiplin protokol Kesehatan dan adaptasi kebiasaan baru.
*) Kepala Kantor Pelayanan perbendaharaan Negara Pacitan
*))Tulisan ini adalah pendapat pribadi penulis dan tidak merepresentasikan sikap atau pendapat tempat penulis bekerja (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Pacitan)