Menu

Mode Gelap
ULP Pacitan Dikunjungi Komisaris PLN, Diapresiasi atas Prestasi Nasional Bahagia Terima Sertifikat, Romiyatun Beri AHY Oleh-Oleh Jambu Air Renovasi Sekolah Rakyat Pacitan Capai 85 Persen, AHY Tinjau Lokasi Mahasiswi Asal Kebonagung Tewas dalam Kecelakaan di Tegalombo, Ini Kronologinya Tak Terbukti Jadi Mucikari, Perempuan Asal Wonogiri Dibebaskan PN Pacitan Gedung Diklat BKPSDM Pacitan Siap Difungsikan Jadi Sekolah Rakyat

Kekeringan

Dulu Jadi Desa Kekeringan Terparah, Kini Petungsinarang Terbebas Dari Krisis Air Bersih

badge-check


					Dulu Jadi Desa Kekeringan Terparah, Kini Petungsinarang Terbebas Dari Krisis Air Bersih Perbesar

PACITAN – lensapacitan.com, Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar, yang sebelumnya langganan mengalami kekeringan di lima dari enam dusunnya, kini berhasil mengatasi krisis air bersih berkat program Pamsimas dan bantuan dari berbagai tingkatan pemerintah.

 

“Program pengentasan kekeringan ini menjadi prioritas desa, dan alhamdulillah seluruh dusun kini sudah teratasi,” kata Suryadi.Kepala Desa Petungsinarang, Suryadi, Sabtu (5/10/2024).

 

Sebelum tahun 2022, setiap musim kemarau warga di lima dusun di desa tersebut harus menghabiskan waktu untuk mencari air di sumber yang terbatas. Beberapa warga bahkan harus membeli air dengan harga Rp 100 ribu per 1.000 liter yang hanya cukup untuk lima hari. Kini, dengan adanya program distribusi air, warga sudah tidak perlu lagi mengantri ataupun membeli air, kecuali dalam situasi tertentu seperti hajatan.

 

Air bersih dipompa dari Sungai Nginuman sejauh 800 meter menuju bak penampungan di Dusun Krajan, dan kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga. Meskipun distribusi air dilakukan secara bergiliran setiap sore, hal ini dinilai sudah cukup memenuhi kebutuhan seluruh warga dengan biaya hanya Rp 10 ribu untuk setiap 1.200 liter air.

 

“Saat ini sudah cukup untuk seluruh warga, meski masih menggunakan sistem giliran,” jelas Suryadi.

 

Namun, satu dusun yang belum terjangkau pipanisasi, Dusun Nongko, mendapat solusi lain dengan pembangunan 12 titik sumur bor. Bantuan tersebut berasal dari pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat.

 

Dengan keberhasilan program ini, Desa Petungsinarang, yang sebelumnya menempati peringkat pertama daerah rawan kekeringan di Pacitan, kini sudah tidak memerlukan lagi bantuan droping air bersih.

 

Kondisi ini juga dirasakan langsung oleh warga seperti Sukat, yang sebelumnya harus berjalan jauh ke Dusun Nginuman untuk mengambil air. “Sekarang sudah enak, air selalu ada, tidak perlu lagi repot-repot mengambil air ke sumber yang jaraknya jauh,” kata Sukat.

 

Giyem, warga lainnya, menyiasati sistem giliran dengan memasang toren air di rumahnya. Dengan cara ini, dia bisa menampung air saat mendapat giliran dan mencukupi kebutuhan keluarganya selama dua hari.

 

“Kalau pakai bak penampungan, airnya bisa ditampung lebih banyak, jadi tidak akan kehabisan,” ujar Giyem.

 

Keberhasilan ini juga tidak lepas dari peran pemerintah Kabupaten Pacitan di bawah kepemimpinan Bupati Indrata Nur Bayuaji dan Wakil Bupati Gagarin, serta kerja keras pemerintahan Desa Petungsinarang di bawah pimpinan Suryadi, yang berkomitmen menyelesaikan masalah kekeringan di desanya. (not)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemerintah Desa Ngunut Komitmen Atasi Kekeringan dengan Program Pipanisasi

26 November 2024 - 10:28 WIB

Pemerintah Kabupaten Pacitan Lanjutkan Program Penanggulangan Kekeringan di Kecamatan Donorojo

26 November 2024 - 10:05 WIB

Penyediaan Air Minum di Desa Ngromo Tuntas, Kekeringan di Nawangan Mulai Teratasi

26 November 2024 - 09:55 WIB

Program Sumur Bor di Desa Ploso Antisipasi Kekeringan Tahunan

22 November 2024 - 15:35 WIB

Warga Dusun Salak, Tulakan, Kini Nikmati Air Bersih Lebih Murah Berkat Program SPAM

21 November 2024 - 11:29 WIB

Trending di Kekeringan