PACITAN – lensapacitan.com, Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar, yang sebelumnya langganan mengalami kekeringan di lima dari enam dusunnya, kini berhasil mengatasi krisis air bersih berkat program Pamsimas dan bantuan dari berbagai tingkatan pemerintah.
“Program pengentasan kekeringan ini menjadi prioritas desa, dan alhamdulillah seluruh dusun kini sudah teratasi,” kata Suryadi.Kepala Desa Petungsinarang, Suryadi, Sabtu (5/10/2024).
Sebelum tahun 2022, setiap musim kemarau warga di lima dusun di desa tersebut harus menghabiskan waktu untuk mencari air di sumber yang terbatas. Beberapa warga bahkan harus membeli air dengan harga Rp 100 ribu per 1.000 liter yang hanya cukup untuk lima hari. Kini, dengan adanya program distribusi air, warga sudah tidak perlu lagi mengantri ataupun membeli air, kecuali dalam situasi tertentu seperti hajatan.
Air bersih dipompa dari Sungai Nginuman sejauh 800 meter menuju bak penampungan di Dusun Krajan, dan kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga. Meskipun distribusi air dilakukan secara bergiliran setiap sore, hal ini dinilai sudah cukup memenuhi kebutuhan seluruh warga dengan biaya hanya Rp 10 ribu untuk setiap 1.200 liter air.
“Saat ini sudah cukup untuk seluruh warga, meski masih menggunakan sistem giliran,” jelas Suryadi.
Namun, satu dusun yang belum terjangkau pipanisasi, Dusun Nongko, mendapat solusi lain dengan pembangunan 12 titik sumur bor. Bantuan tersebut berasal dari pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat.
Dengan keberhasilan program ini, Desa Petungsinarang, yang sebelumnya menempati peringkat pertama daerah rawan kekeringan di Pacitan, kini sudah tidak memerlukan lagi bantuan droping air bersih.
Kondisi ini juga dirasakan langsung oleh warga seperti Sukat, yang sebelumnya harus berjalan jauh ke Dusun Nginuman untuk mengambil air. “Sekarang sudah enak, air selalu ada, tidak perlu lagi repot-repot mengambil air ke sumber yang jaraknya jauh,” kata Sukat.
Giyem, warga lainnya, menyiasati sistem giliran dengan memasang toren air di rumahnya. Dengan cara ini, dia bisa menampung air saat mendapat giliran dan mencukupi kebutuhan keluarganya selama dua hari.
“Kalau pakai bak penampungan, airnya bisa ditampung lebih banyak, jadi tidak akan kehabisan,” ujar Giyem.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari peran pemerintah Kabupaten Pacitan di bawah kepemimpinan Bupati Indrata Nur Bayuaji dan Wakil Bupati Gagarin, serta kerja keras pemerintahan Desa Petungsinarang di bawah pimpinan Suryadi, yang berkomitmen menyelesaikan masalah kekeringan di desanya. (not)