Menu

Mode Gelap
Belum Cair, Cek Rp3 Miliar Milik Tarman Hilang “Ketlisut” Agar Aman dan Sehat, Penjamah Makanan MBG di Pacitan Dapat Pembekalan Higiene Sanitasi Jaga Kualitas Makan Bergizi Gratis, BGN Gelar Bimtek Penjamah Makanan di Pacitan Pedet Berkaki Enam Lahir di Pringkuku, Pacitan, Bikin Heboh Warga DBHCHT Pacitan Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan, Dinkes Salurkan Rp 10,28 Miliar untuk Obat dan Renovasi Faskes Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia

Kebudayaan

Ronthekantrupus Punung Tampil Memukau, Usung Konsep Ramah Lingkungan di Festival Rontek 2025

badge-check


 Ronthekantrupus Punung Tampil Memukau, Usung Konsep Ramah Lingkungan di Festival Rontek 2025 Perbesar

PACITAN – Penampilan memukau kembali tersaji di ajang Festival Rontek Pacitan 2025. Kali ini giliran Kecamatan Punung yang mencuri perhatian ribuan penonton lewat pertunjukan bertajuk Ronthekantrupus. Mengusung tema ramah lingkungan, grup kesenian asal Punung ini tampil sebagai peserta kedua dalam malam pawai budaya yang digelar di jantung Kota Pacitan, Minggu (6/7/2025).

Dengan irama kentongan rancak, paduan musik harmonis, dan tarian dinamis, penampilan Punung tak hanya memikat secara artistik tetapi juga menyampaikan pesan mendalam. Camat Punung, Pudji Haryono, menjelaskan bahwa Ronthekantrupus terinspirasi dari kehidupan masyarakat Desa Ploso yang dikenal sebagai sentra produksi genteng dan batu bata berkualitas.

“Terakota memang berasal dari tradisi Italia, tapi di Ploso kami punya warisan serupa. Proses membuat genteng dan batu bata adalah bagian dari kehidupan warga yang telah berlangsung turun-temurun,” ungkap Pudji.

Proses tersebut divisualisasikan secara simbolik melalui rangkaian tari mulai dari pengambilan tanah liat, penggilingan, pencetakan, hingga pengeringan dan pembakaran. Semua tahapan itu menggambarkan perjalanan panjang penuh usaha untuk menghasilkan sesuatu yang kuat dan bernilai.

“Seperti hidup manusia, semua butuh proses yang tidak mudah. Tapi jika dijalani dengan tekun, hasilnya akan kokoh dan bermakna,” imbuhnya.

Yang membuat penampilan Kecamatan Punung berbeda dari yang lain adalah komitmennya terhadap pelestarian lingkungan. Mereka menggunakan sistem audio bertenaga baterai demi mengurangi kebisingan, serta properti panggung yang seluruhnya terbuat dari bahan alami dan ramah lingkungan.

“Ini bentuk harmoni antara seni dan kelestarian alam. Sebuah kesadaran kolektif yang kami bawa ke atas panggung,” kata Pudji.

Festival Rontek Pacitan 2025 yang masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini semakin menegaskan posisi Pacitan sebagai daerah dengan kekayaan budaya yang hidup. Setiap kecamatan berlomba menampilkan pertunjukan dengan identitas lokal yang kuat, salah satunya Punung lewat Ronthekantrupus.

“Ini bukan sekadar pertunjukan seni. Ini adalah cerita perjuangan hidup kami yang diwariskan dari generasi ke generasi,” pungkasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Festival Kenthong Aji 2025, Sudimoro Hidupkan Tradisi dan Ekonomi Rakyat

21 Agustus 2025 - 10:39 WIB

Festival Ronthek Pacitan 2025 Usai, Serap Anggaran Rp 410 Juta, Ini daftar Juaranya

8 Juli 2025 - 18:54 WIB

Pring Sedhapur’ Tulakan Usung Tema Gerhana Bulan, Sajikan Atraksi Sarat Nilai

8 Juli 2025 - 18:04 WIB

Rontek Garu Bumi Tampil Memukau di Festival Ronthek 2025, Donorojo Raih Juara Penyaji Harapan

8 Juli 2025 - 13:56 WIB

Legenda Lembah Lembu Jadi Suguhan Memikat dari Kecamatan Bandar di Panggung Ronthek 2025

7 Juli 2025 - 13:20 WIB

Trending di Kebudayaan