Donorojo – Hanif Khoirul sigap menjawab saat pemateri memberinya pertanyaan tentang definisi Komunikasi. “Berbicara,” katanya lantang. Dia pun menjelaskan jika berbicara merupakan salah satu bentuk nyata komunikasi antarmanusia. Tepuk tangan pun terdengar mengiringi jawaban spotan Hanif.
Lain lagi dengan Sabrina. Siswi kelas XI itu memantik diskusi dengan mengemukanan contoh masalah. Yaitu saat pewawancara gagal mengorek keterangan nara sumber. Hal itu kerap dialaminya saat memandu siniar (podcast) di media sosial. Dia pun meminta pencerahan terkait kiat mengatasi kendala tersebut.
Beragam ungkapan menarik itu muncul saat kegiatan ‘Pelatihan Public Speaking’ di SMK PGRI Donorojo, Kamis (30/1/2025) siang. Program itu sendiri merupakan bagian dari upaya sekolah meningkatkan kecakapan siswa. Di luar itu, lembaga pendidikan yang terletak di ujung barat Kabupaten Pacitan itu juga memberikan materi terkait Life Skill.
“Komunikasi itu sifatnya mendasar. Jadi hampir semua kegiatan kita diwarnai kegiatan komunikasi. Nah, public speaking ini merupakan salah satu bentuknya,” ucap Purwoto, pemateri dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan di hadapan puluhan siswa.
Pria yang juga dikenal sebagai penyiar radio dan jurnalis itu juga membeberkan beberapa kiat menjadi public speaker. Antara lain percaya diri, keterampilan mengelola situasi, serta pentingnya menjaga sikap adaptif. Di sisi lain saat seseorang tampil di depan khalayak seharusnya menampilkan gaya wajar dan menghargai audiens.
“Tentu saja nggak sopan kalau kita bicara sambil berkacak pinggang ya. Jangan lupa pula soal olah bahasa dan olah vokal. Public speaker juga harus memiliki wawasan luas atau istilahnya well informed,” ujar yang akrab disapa Purwo.
Kepala SMK PGRI Donorojo Jemi Darmawan mengatakan kegiatan yang diselenggarakan merupakan bagian dari upaya sekolah menanamkan ilmu terapan kepada siswa. Nantinya, mereka diharapkan dapat mendarmabaktikan keterampilan yang diperolehnya kepada masyarakat.
Diakuinya, selama ini cukup banyak karya siswa yang mutunya sangat baik. Terutama berupa konten audiovisual. Bahkan saat promosi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), pihak sekolah banyak dibantu para siswa dengan pembuatan konten di media sosial. Jemi pun menunjukkan beberapa potongan video di Instagram.
“Jadi sebenarnya anak-anak punya bakat yang luar biasa. Tinggal mengolah saja,” kata Jemi yang juga dikenal aktif di dunia kebencanaan.
“Kami di sini juga punya beberapa terobosan. Antara lain Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (Penamas), Vokasi Pesantren (Vontren), dan Sekolah Wirausaha yang kami singkat Serasa. Intinya adalah bagaimana mereka dapat berkontribusi positif di lingkungan masing-masing,” pungkasnya berbincang dengan LensaPacitan.