PACITAN – Sebanyak 32 guru dari tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Pacitan mengikuti pelatihan Training of Facilitator (ToF) dalam program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Kegiatan yang digelar di Aula Wisata Watu Mejo, Mangrove Park, Dusun Kiteran, Desa Kembang, Kecamatan Pacitan, pada Selasa (17/12), ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan sekolah dalam menghadapi potensi bencana.
Pelatihan ini melibatkan 26 guru SD dan 6 guru SMP dari seluruh kecamatan di Pacitan. Setiap kecamatan mengirimkan dua delegasi yang akan menjadi pionir dalam membangun kesadaran mitigasi bencana di sekolah masing-masing.
Program ini terselenggara atas kerjasama Rumah Zakat Action Pacitan, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, dan Sekretariat Nasional SPAB.
Zamzam Muzaki dari Sekretariat Nasional SPAB menjelaskan, SPAB memiliki tiga pilar utama: Fasilitas Sekolah Aman, Manajemen Bencana, dan Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana.
“Ketiga pilar ini harus terintegrasi dalam kurikulum agar siswa mampu mengenali potensi bencana, memahami langkah mitigasi, dan menjalankan prosedur keselamatan,” ujarnya.
Selain teori, para peserta mendapatkan pelatihan praktik seperti penyusunan prosedur tetap kedaruratan, simulasi penyelamatan, serta penyusunan rencana aksi kebencanaan.
Program ini juga mendorong integrasi pendidikan bencana ke dalam kegiatan seperti Pramuka, agar siswa dapat mempelajari keterampilan seperti pemetaan topografi dan pertolongan pertama.
Indar Siswoyo, relawan Rumah Zakat Action Pacitan, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperluas jangkauan program.
“Peserta pelatihan ini akan menjadi agen kebencanaan di sekolah masing-masing, sekaligus memfasilitasi penyusunan rencana aksi kebencanaan yang sesuai dengan kondisi lokal,” tuturnya.
Pacitan yang rawan bencana seperti gempa bumi dan banjir membutuhkan langkah strategis untuk mengurangi risiko. SPAB diharapkan tidak hanya meningkatkan kesiapan sekolah dalam menghadapi bencana, tetapi juga menjadikan sekolah sebagai pusat keselamatan bagi siswa dan masyarakat sekitar.
Dengan pelatihan ini, sekolah di Pacitan diharapkan mampu menjaga keberlanjutan pendidikan meski dalam situasi darurat, serta menjadi pionir mitigasi bencana di lingkungan mereka. (not/adv)