Tulakan – lensapacitan.com, Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, membuat para peternak resah. Kekhawatiran atas penyebaran wabah tersebut memaksa mereka menjual sapi, baik yang sehat maupun yang sudah sakit.
Langkah ini dilakukan karena para peternak takut sapi mereka mati sia-sia seperti 15 ekor sapi di Desa Jetak yang sebelumnya dikubur akibat terjangkit PMK. Namun, penjualan dilakukan dengan harga jauh di bawah standar pasar.
“Pembeli menawar berapa langsung saya kasih. Tidak bisa apa-apa, daripada mati sia-sia,” ujar Suwarto, salah seorang peternak di Jetak.
Menurutnya, harga jual sapi turun drastis, mencapai selisih 5 hingga 15 juta rupiah dari harga normal. Situasi ini semakin menyulitkan peternak yang menggantungkan hidupnya pada ternak sapi.
Berdasarkan data pemerintah Desa Jetak, sebanyak 15 sapi telah mati dan dikubur, 25 sapi dijual dalam kondisi sakit, sementara ratusan lainnya juga dilepas karena kekhawatiran akan penularan.
“Yang mati dikubur 15 ekor, sebagian dijual karena sakit, dan ada juga yang disembelih paksa,” ungkap Danang Hermanto, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Jetak.
Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan mencatat total kasus PMK di wilayah tersebut mencapai 1.050 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 817 sapi masih sakit, 100 ekor mati, 63 dipotong paksa, dan 70 berhasil sembuh. (not)