Pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung hingga menjelang akhir 2021 mengharuskan seluruh kegiatan dilaksanakan secara daring, termasuk pelaksanakan pendidikan di semua jenjang. Termasuk pada tingkatan taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Sebagai anak yang terbilang aktif saat melakukan pembelajaran daring merupakan salah satu hal yang membuat sejumlah siswa bahkan orang tua merasa kesulitan.
Berangkat dari masalah tersebut juga, mahasiswa berinisiatif memberikan pendampingan belajar bagi siswa sekolah dasar, mereka sadar betul bahwa kegiatan yang mereka rintis bisa saja memicu kerumunan, untuk itu mereka menyiasati agar pelaksanaan pendampingan belajar dilakukan dalam kelompok kecil di wilayah-wilayah dusun.
“Kami awalnya melakukan survey terlebih dahulu, diawali dari bertanya ke perangkat desa kira-kira permasalahan apa yang bisa kami bantu, nah dari sana beliau bilangnya masalah utama adalah pelaksanaan belajar daring dan penugasan yang berlebih, bukan lagi anak-anak yang mengerjakan melankan orang tua siswa. Dari sana saya dan teman-teman berinisiatif melakukan pengajaran kepada kelompok kecil siswa, ya tujuan utamanya biar tetap prokes. Diawalai dari Dusun Ketho, nanti bisa saja menjamah ke dusun-dusun lain.”, menurut Wannurizati, mahasiswa yang sekaligus bertanggung jawab pada pelaksanaan acara ini.
“Saya pribadi ini jujur, kalau disuruh mengajar itu ndak bisa mbak. Jadi waktu ada anak-anak KKN yang mau memebrikan pengajaran secara Cuma-Cuma saya sangat bersyukur.”, ujar Katwanto salah satu wali murid yang ditemui saat pelaksanaan pendampingan belajar.
Dari kegiatan pendampingan belajar ini, harapannya mahasiswa mampu memberi angin segar pada kejenuhan sistem pembelajaran yang terus diajari orang tua, dan juga sedikit kemudahan orang tua dimana mahasiswa memberikan pengajaran dengan Cuma-Cuma.
Dan tentunya agar siswa dapat termotivasi belajar, karena mahasiswa melakukan pengajaran dengan metode santai dan tetap menarik, belajar sambil bermain.