PACITAN – Suara gemuruh terdengar dari luar mulut Goa Tabuhan, Dusun Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, saat tim komposer Gema Tabuhan melakukan gladi resik. Namun, kali ini suara tersebut bukan berasal dari stalaktit dan stalakmit yang kerap dipukul sebagai pengganti gamelan ikon khas Goa Tabuhan melainkan berasal dari lima alat musik tradisional seperti gamelan, kempul gong, hingga drum.
Event bertajuk “Gema Tabuhan” ini digelar di ruang dalam Goa Tabuhan yang terkenal dengan keunikan akustiknya. Ide kegiatan ini bermula pada tahun 2019 ketika Ignatia Nilu diajak oleh Ketua Dekranasda Pacitan, Efi Suraningsih, untuk mengunjungi Goa Tabuhan. Dari perjalanan tersebut, Ignatia terinspirasi oleh keindahan stalaktit dan stalakmit goa serta suara yang dihasilkan. “Kami menemukan nuansa irama musik dari batu yang ditabuh di goa tabuhan yang tidak dimiliki oleh goa lainnya,” ungkap Ignatia.
Proyek ini membutuhkan waktu panjang, melibatkan berbagai penelitian serta pertimbangan, terutama terkait hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam goa selama event berlangsung, untuk menjaga kelestariannya. Goa Tabuhan sendiri memiliki sejarah heliosentrik, di mana pada tahun 1700-an dua arkeolog menemukan benda keras di dalam goa yang memiliki karakteristik suara perkusi unik. “Ini menjadi representasi kebudayaan di sini,” tambah nilu.
Menurut Feri Elwafa, Tim produksi, Festival Gema Tabuhan akan dimulai pukul 10.00 pagi hingga 17.00 sore. Ia berharap festival ini bisa terus diadakan setiap tahun. “Ini adalah pergerakan masyarakat untuk membaca dan menjaga kebudayaan. Pacitan memiliki cagar budaya yang luar biasa, dan ini adalah satu-satunya,” jelasnya
Setelah pertunjukan di dalam goa, acara akan dilanjutkan dengan pawai budaya di sekitar mulut goa, yang diakhiri dengan prosesi Pisowanan Tetabuhan. Prosesi ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Sang Pencipta atas keunikan Goa Tabuhan. “Kami ingin menyampaikan bahwa di sini ada hal penting, bukan hanya untuk Pacitan tetapi juga untuk Indonesia,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan, Turmudzi, mengapresiasi terselenggaranya event tersebut. Menurutnya, nilai akustik luar biasa yang dimiliki Goa Tabuhan perlu disampaikan kepada khalayak luas agar destinasi wisata ini kembali ramai dikunjungi.
“Event ini tidak hanya menonjolkan kebudayaan lokal, tetapi juga potensi wisata yang unik. Kami mendukung penuh upaya seperti ini,” katanya.
Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, Gema Tabuhan diharapkan menjadi salah satu event unggulan yang mempromosikan Pacitan sebagai destinasi budaya dan wisata yang istimewa.(not/adv)