KEBONAGUNG – lensapacitan.com, Tahun ajaran baru menjadi berkah tersendiri bagi penjahit seragam sekolah di dusun Gawang, Desa Ketro, Kecamatan Kebonagung, Pacitan. Banyaknya konsumen pembuatan seragam sekolah membuat Nunung Rohmad terpaksa menolak pesanan jahit selain seragam sekolah untuk sementara waktu.
“Sementara pesanan diluar seragam sekolah tidak saya terima, karena pengerjaan seragam ini harus cepat untuk dipakai siswa masuk sekolah, ” kata Nunung disela-sela aktivitas menjahit Rabu(26/7/2023).
Usaha jahit dengan nama Griya Jahit ini, mempekerjakan 5 orang karyawan. Nunung bertugas membuat pola, semetara karyawannya bertugas menjahit sedangkan istrinya memasang kancing baju dan pengemasan seragam yang sudah jadi.
Dalam sehari rata-rata seorang penjahit bisa menyelesaikan lima hingga delapan seragam. Permintaan pembuatan seragam ini mulai masuk sejak awal bulan Juni lalu. Sedikitnya ada 100 Siswa yang menjahitkan seragam di Griya jahit ini.
“Sudah ada 100 Siswa yang kesini, dan mungkin masih bertambah lagi,” lanjutnya.
Konsumen yang datang mulai dari siswa Sekolah menengah pertama, SMA dan SMK hingga Pondok Pesantren. Rata-rata seorang siswa menjahitkan seragam sebanyak 3 stel.
“Satu siswa biasanya membawa tiga stel seragam, seragam putih, identitas dan pramuka terdiri dari baju dan juga celana atau rok,” jelasnya.
Jasa jahit satu stel seragam ia bandrol mulai dari Rp.140 ribu hingga Rp 150 ribu. Selama tahun ajaran baru ini, omsetnya meningkat hingga 60 persen dibanding bulan biasanya. (not)