KEBONAGUNG – lensapacitan.com, Saat ada bantuan air bersih datang, warga berbondong-bondong menyerbu tangki air bersih, hanya untuk mendapatkan satu atau dua jerigen air secara gratis. Bagi warga yang rumahnya berada di dekat jalan raya, saat ada mobil tangki datang, mereka bisa langsung berlari membawa wadah dan mendapatkan air.
Namun lain cerita bagi warga yang bermukim di pelosok, mereka harus tetap mencari air ke sumber yang jaraknya cukup jauh, karena tidak kebagihan jatah droping air bersih.
“Kalau pas tahu ada kiriman air, ya kita nunggu, sambil menyiapkan wadah yang kita punya, tapi kan kadang tidak tahu kapan ada bantuan, apalagi yang rumahnya jauh dari jalan raya,” Kata Anis Mualifah, Warga Dusun Duren Desa Klesem, Kebonagung.
Lain halnya dengan Nafsiah, warga Dusun Blimbing, Klesem, Kebonagung, Pacitan, pulang ke rumah dengan wajah semringah. Perempuan itu kebagian jatah air bersih kiriman Polres Pacitan Selasa (13/8). Kendati bantuan yang diterima itu diperkirakan hanya cukup dua hari. ‘’Itu pun sudah ngirit untuk keperluan masak dan minum,’’ katanya.
Ribuan liter air yang di-dropping ke Dusun Blimbing terbatas. Puluhan warga berebut mendapatkan jatah tersebut. Membawa berbagai wadah seperti jeriken, gentong plastik, dan ember. Sebab, bila tidak kebagian jatah, warga harus mencari air bersih ke sumber Kali Uluh. Jarak yang ditempuh cukup jauh, memakan waktu 30 menit perjalanan. ‘’Selain itu, warga membeli air bersih, harganya Rp 15 ribu per gentong,’’ sebutnya. (not)