PACITAN – lensapacitan.com, Musim baratan membuat harga ikan sejumlah pasar tradisional di Pacitan melambung. Penyebabnya ditengarai sedikitnya jumlah nelayan yang melaut. Kondisi itu membuat tangkapan ikan yang dipasok ke pasar berkurang selama peralihan angin.
‘’Kalau sedang baratan, tidak ada ikan,’’ kata Sukarno, 41, nelayan Pelabuhan Tamperan Selasa (14/11/2019).
Kondisi cuaca panas membuat suhu air laut meningkat, sehingga ikan memilih berada di dasar laut atau tempat yang suhunya lebih dingin. Hal itu membuat sejumlah nelayan andon memilih pulang kampung untuk sementara waktu.
“Banyak nelayan andon yang pulang untuk sementara waktu, hingga cuaca membaik, atau ketika musim penghujan nanti,” lanjutnya.
Mahalnya harga ikan terjadi di Pasar Arjowinangun. Lina, 44, salah seorang pedagang ikan di pasar rakyat itu khawatir merugi. Banyak calon pembeli yang melipir pergi setelah bertanya harga ikan. Juga tidak sedikit pembeli yang mengurangi jumlah pembeliannya. ‘’Harga ikan mulai naik sejak sepekan lalu,’’ ungkapnya.
Lina mengungkapkan, harga ikan layur naik dua kali lipat. Dari normalnya Rp 25 ribu, kini Rp 50 ribu per kilogram. ‘’Karena tidak ada barang. Kulaknya sudah tinggi, kalau dijual murah ya rugi,’’ ujarnya.
Selain layur, harga ikan salem, tongkol, dan tore juga terkerek naik. Masing-masing Rp 5 ribu per kilogramnya. ‘’Kalau musim baratan memang seperti ini. Kadang sampai harus ambil ikan dari luar daerah,’’ ungkapnya. (not)