Nawangan – lensapacitan.com, Di Dusun Sobo, Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Pacitan, berdiri sebuah monumen bersejarah yang mengabadikan jejak gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman. Monumen ini menjadi daya tarik wisata sejarah, mengundang pengunjung yang ingin mengenang perjuangan masa lalu.
Monumen yang menempati lahan seluas 10 hektar ini dibangun oleh keluarga Roto Suwarno, salah satu pengawal Jenderal Sudirman. Pembangunan ini bertujuan mengenang peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, saat Panglima Besar Jenderal Sudirman memimpin serangan terhadap penjajah Belanda. Kabupaten Pacitan menjadi salah satu lokasi gerilya, berlangsung dari 1 April hingga 7 Juli 1949.
Di monumen ini, terdapat patung Jenderal Sudirman setinggi delapan meter yang berdiri megah di pelataran. Pengunjung harus melewati 70 anak tangga untuk mencapai patung tersebut. Anak tangga tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yakni 45, 8, dan 17 anak tangga, yang melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Di sekitar monumen, terdapat 38 relief tembaga yang menggambarkan perjalanan hidup sang jenderal, mulai dari masa kecil hingga perjuangannya melawan penjajah.
Selain patung dan relief, terdapat bangunan tua dari kayu yang konon digunakan sebagai markas oleh Jenderal Sudirman dan pasukannya. Bangunan ini masih berdiri kokoh meski sudah termakan usia.
Baca Juga: Pantai Ngiroboyo, Wisata ‘One Stop Tourism’ di Pacitan yang Mempesona
Kawasan monumen ini menyuguhkan pemandangan yang menawan. Hamparan hutan hijau, suasana senja dengan langit keemasan, serta semilir angin khas pegunungan di ketinggian 1.200 mdpl menjadikan suasana di tempat ini begitu menyejukkan. Suhu udara yang dingin bahkan terasa lebih dari ruangan ber-AC.
Darmawan (39), seorang videografer asal Ponorogo merasa terkesan dengan keindahan monumen ini. Ia datang bersama keluarganya untuk membuat video perjalanan dan merasakan udara sejuk yang tidak bisa ditemukan di perkotaan.
“Di sini pemandangannya luar biasa sekali. Udaranya sejuk banget. Hawa seperti ini nggak bisa kita dapatkan di kota,” ujarnya pada Minggu (19/10/2024).
Selain Wawan, Haidaruddin (19), pelajar asal Pacitan, juga merasa bangga dapat berkunjung ke tempat bersejarah ini bersama keluarganya. Mereka menikmati pemandangan sambil berswafoto di sekitar patung Jenderal Sudirman.
Monumen ini dapat dijangkau dari Kota Pacitan melalui rute Arjosari-Nawangan-Pakis Baru dengan jarak sekitar 40 kilometer. Bagi wisatawan dari wilayah utara seperti Ponorogo dan Wonogiri, rute Purwantoro – Kismantoro – Jeruk – Pakis Baru menjadi pilihan, namun perlu memastikan kondisi kendaraan tetap prima karena medan yang cukup menantang.
Camat Nawangan Sukarwan, menyebut bahwa monumen ini telah menjadi destinasi wisata alternatif bagi pengunjung lokal maupun luar daerah. Namun, ia mengakui bahwa fasilitas penunjang seperti toilet dan kantin masih memerlukan perhatian lebih dari Pemerintah Kabupaten Pacitan.
“Diresmikan oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada 15 Desember 2008, tiket masuk hanya Rp5 ribu per orang,” ujarnya.
Meski masih memerlukan perbaikan fasilitas, Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman tetap menjadi tempat yang menawarkan pengalaman sejarah dan keindahan alam yang memikat di Pacitan.