Pacitan, lensapacitan.com, Sasana angkat besi Bina Satria, yang telah beroperasi selama dua dekade, terus berupaya mencetak atlet-atlet berprestasi meski berada di kawasan terpencil, 15 kilometer dari pusat kota Pacitan.
Dipimpin oleh Samsuri, sasana ini berhasil melahirkan seorang juara dunia remaja, Luluk Diana Tri Wijayana, yang menyabet gelar juara di kelas 49 kg pada Kejuaraan Angkat Besi Remaja 2022 di Leon, Meksiko.
Sasana ini kini memiliki tiga tingkatan pembinaan: senior, junior, dan pemula. Para atlet senior baru saja berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON). Dan kini tengah dipersiapkan untuk ajang nasional dan internasional. Sementara itu, para atlet pemula, yang baru direkrut, terdiri dari siswa SD hingga SMP dari Kecamatan Punung, Pringkuku, dan Pacitan.
Sayangnya, faktor transportasi masih menjadi kendala utama bagi siswa di wilayah timur Pacitan untuk bergabung dalam latihan rutin. “Beberapa siswa dari berbagai kecamatan ada, namun angkat besi ini harus melakukan latihan secara rutin, dan mungkin karena jarak,mereka tidak lanjut, kata Samsuri( 30/10/2024).
Namun, tantangan tidak sedikit. Samsuri menyadari pentingnya menjaga lingkungan yang kondusif bagi para atlet. Ia menekankan bahwa pergaulan bebas menjadi salah satu ancaman bagi perkembangan atlet, khususnya para atlet pria yang mulai mengenal kehidupan malam. “Bukannya saya alergi, tapi kalau atlet cowok sudah kenal motor, keluar malam, selesai,” ujarnya.
Baca Juga: Destinasi Wisata Tirto Wiyono: Mengangkat Potensi Sumber Air Panas di Desa Tinatar
Demi mengatasi hal ini, sejak empat tahun terakhir, Samsuri mengubah fokus pembinaan dengan memprioritaskan kualitas daripada kuantitas. Para atlet yang memiliki potensi besar diajak untuk tinggal di sasana dan menjalani pemusatan latihan.
Prestasi sasana ini cukup membanggakan. Pada ajang PON, serta Kejurnas Junior, para atlet Bina Satria seperti Luluk dan Wahyu berhasil meraih dua medali emas. Sementara itu, dalam kompetisi remaja yang digelar Agustus lalu di Bandung, atlet-atlet dari sasana ini sukses membawa pulang enam medali emas dan mendapatkan gelar sebagai The Best Lifter.
Selama ini, lanjut Samsuri, pemerintah daerah memberikan perhatian lebih kepada Bina Satria. Mulai dari bantuan operasional, stimulan, hingga bonus dan hadiah kepada atlet yang beberapa kali membawa nama harum Pacitan.
“Stimulan untuk kejuaraan sudah dirasakan oleh anak-anak,” ungkap Samsuri, yang berharap agar pembinaan ini bisa menghasilkan atlet-atlet unggulan yang mampu bersaing di kancah nasional dan internasional.
Dengan dukungan yang konsisten, Bina Satria Pacitan berharap dapat terus melahirkan talenta-talenta baru dan membangun generasi penerus atlet angkat besi Indonesia yang berprestasi. (not)