PACITAN – Surutnya air laut di Pantai Watu Bale, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, membawa berkah tersendiri bagi warga pesisir. Nelayan memanfaatkan momentum ini untuk mencari rumput laut yang menempel di batu karang. Dengan harga jual Rp15 ribu per kilogram untuk rumput laut basah dan Rp75 ribu untuk yang kering, roda perekonomian warga berputar semakin kencang.
Namun, keberkahan tak hanya dirasakan para nelayan. Di Dusun Godeg Wetan, Desa Jetak, seorang ibu rumah tangga berusia 55 tahun bernama Mesirah memiliki cara tersendiri untuk mengolah potensi alam ini. Berbekal kreativitas, Mesirah mengubah rumput laut menjadi produk kuliner bernutrisi tinggi berupa agar-agar atau yang ia sebut jenang rumput laut.
“Agar-agar ini dibuat dari bahan alami tanpa bau apek atau amis, asalkan proses pencuciannya benar,” ujar Mesirah. Menurutnya, kunci menghasilkan agar-agar berkualitas ada pada proses pembersihan. Rumput laut harus dicuci setidaknya lima kali dengan air bersih sebelum dimasak.
Setelah bersih, rumput laut direbus selama 30 menit di atas tungku api besar. Sambil menunggu lunak, Mesirah menyiapkan bumbu dan kelapa parut sebagai bahan tambahan. Proses berikutnya melibatkan pencampuran bahan-bahan tersebut hingga berubah menjadi jelly. Hasil akhir dicetak menggunakan mangkuk, menghasilkan puluhan agar-agar yang siap dijual seharga Rp2.500 hingga Rp3.000 per potong.
Produk olahan Mesirah dipasarkan ke berbagai tempat. Ia membawa dagangannya ke Pasar Wonoanti di desa tetangga, dan setiap pasaran Legi, ia menjajakan agar-agarnya di Pasar Desa Jetak yang berjarak satu kilometer dari rumahnya.
Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang khas, produk Mesirah mulai diminati banyak orang. Kreasi sederhana ini tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarganya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi warga lainnya untuk memanfaatkan potensi rumput laut sebagai sumber penghidupan.
Ketika alam memberikan berkah, kreativitas menjadi jembatan untuk mengubahnya menjadi peluang ekonomi yang nyata. Di pesisir Pacitan, rumput laut kini tidak hanya menjadi hasil tangkapan, tetapi juga penggerak roda ekonomi rumah tangga.