Menu

Mode Gelap
Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia Dua Pekerja Tambang Batu Ungkal di Pacitan Tewas Diduga Karena Menghirup Gas Sakit Hati Disebut Cucu Pungut, Remaja di Pacitan Tega Bacok Neneknya Kemenag Gandeng Axioo dan Intel Latih Guru Madrasah di Pacitan Hadapi Era AI Klub Bhayangkara SKP Pacitan, Raih Juara 4 Kejurprov Antar Klub U-19 Piala Walikota Surabaya 2025 Pernikahan Viral Pacitan: Tamu Undangan Dapat ‘Angpao’ Usai Saksikan Shela-Tarman Janji Suci

Feature

Eksistensi Jamu Tradisional di Kecamatan Bandar, Dari Warisan Leluhur Hingga Bisnis Menjanjikan

badge-check


 Siti Rohani Menunjukkan Produk Andalannya .(Foto: Trinoto) Perbesar

Siti Rohani Menunjukkan Produk Andalannya .(Foto: Trinoto)

BANDAR – lensapacitan.com, Di tengah maraknya produk farmasi modern, jamu tradisional tetap diminati masyarakat, terutama saat pandemi COVID-19 melanda. Hal ini terlihat dari usaha Siti Rohani (36), warga Desa Tumpuk, Kecamatan Bandar, Pacitan, dia bersama anggota kelompoknya  terus melestarikan warisan leluhur dengan memproduksi berbagai jamu tradisional. Mulai dari jamu serbuk instan hingga ramuan minuman rempah, seluruh produknya memanfaatkan bahan baku lokal dari wilayah Bandar dan sekitarnya.

“Semua bahan baku berasal dari sini, karena hasil pertanian di wilayah ini melimpah dan cukup lengkap,” ujar Siti, Jumat (8/11/2024).

Siti memulai merintis usahanya setelah mengikuti pelatihan pengolahan biofarmaka yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan pada 2016, yang kini beralih ke Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perindustrian (Diskuperin) Pacitan. Dua tahun setelahnya, pada 2018, Siti mulai memproduksi dan memasarkan jamunya secara mandiri. Ketika pandemi terjadi, produknya semakin dikenal dan laris di pasaran.

Baca juga: Potensi Ekonomi Janggelan di Kecamatan Bandar Pacitan Meningkat Tajam

“Saat itu saya kewalahan melayani pemesan karena jamu dipercaya mampu menangkal COVID-19 sekaligus menyehatkan tubuh,” tambah ibu tiga anak ini.

Siti menawarkan berbagai jenis produk jamu, mulai dari wedang uwuh, wedang telang, serbuk jahe merah, wedang kelor, minuman instan kunyit asem, hingga wedang rosella. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp25.000 tergantung jenis dan ukuran kemasan.

Baca Juga: Dulu Jadi Desa Kekeringan Terparah, Kini Petungsinarang Terbebas Dari Krisis Air Bersih

Pemerintah Kabupaten Pacitan, melalui Diskuperin, turut mendukung perkembangan industri jamu lokal ini. Diskuperin rutin mengadakan pelatihan vokasional bagi pelaku UMKM, guna mengembangkan potensi biofarmaka lokal sebagai lini bisnis yang menjanjikan.

“Diharapkan, dengan pelatihan dapat mendorong anggota menerapkan ilmu yang diperoleh dan mengembangkan bisnis biofarmaka. Ini berpotensi meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha mikro,” ungkap Prayitno, Kepala Diskuperin Pacitan.

Diskuperin tidak hanya memberikan pelatihan vokasional, tetapi juga membimbing para pelaku usaha mikro dalam aspek pemasaran digital melalui marketplace. Para pelaku UKM diberikan pelatihan Host Live Shopping, meliputi pemahaman platform, pembuatan konten, pengembangan kemampuan komunikasi, serta strategi menggunakan metode marketing ini. Mereka juga diajarkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercantik foto produk agar tampil lebih menarik di pasar digital.

Dengan dukungan pemerintah dan tingginya minat masyarakat, usaha jamu tradisional di Pacitan tidak hanya menjadi warisan budaya tetapi juga peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. (not) 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

DWP Diskuperin Pacitan Gelar Fashion Show Batik, Dorong Generasi Muda Cintai Warisan Leluhur

2 Oktober 2025 - 11:30 WIB

Bhabinkamtibmas Tegalombo Sulap Ceker Ayam Jadi Kerupuk Gurih, Berawal dari Mimpi, Omzet Jutaan

18 Agustus 2025 - 20:10 WIB

Rayakan Kemerdekaan, Rumah Zakat dan Pokmas Gelar Aksi Bersih Pantai dan Tanam Mangrove

18 Agustus 2025 - 13:24 WIB

PLN Nusantara Power dan Warga Dersono Gelar Upacara Bendera di Atas Perahu Sungai Maron

17 Agustus 2025 - 11:22 WIB

Seorang Jemaah Pacitan Tertunda Kepulangannya karena Sakit, Masih Dirawat di Madinah

29 Juni 2025 - 18:12 WIB

Trending di Feature