Pacitan – Beberapa pemerintah daerah sedang mengevaluasi dan bahkan membatasi pelaksanaan study tour atau perjalanan pariwisata bagi siswa. Langkah ini diambil menyusul kecelakaan maut yang menimpa rombongan siswa SMK Linggar Kencana di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024) lalu. Satu guru, sembilan murid, dan seorang pengendara motor meninggal dunia, sementara puluhan lainnya terluka.
Untuk mencegah tragedi serupa terulang, beberapa pemerintah daerah dan dinas pendidikan memutuskan mengevaluasi bahkan membatasi perjalanan study tour ke luar kota. Di Pacitan, dinas pendidikan telah mengimbau semua satuan pendidikan terkait pelaksanaan outing class atau study tour.
“Kami juga telah menghimbau kepada semua satuan pendidikan untuk mengevaluasi terkait kegiatan outing class atau bentuk study tour yang telah direncanakan,” kata Kepala Dindik Pacitan, Budiyanto, dikutip dari Pacitanku.com, Jumat (17/5/2024).
Budiyanto menekankan pentingnya evaluasi terkait aspek keamanan dan keselamatan peserta didik. “Satuan pendidikan harus mengevaluasi terkait aspek keamanan dan keselamatan pada saat kegiatan dilakukan. Harus mengutamakan keamanan dan keselamatan peserta,” tambahnya.
Sementara itu, tanggapan masyarakat Pacitan terhadap pelaksanaan study tour pun beragam. Di media sosial, salah satu pengguna dengan akun @muslich Margono memposting gambar dengan tulisan “Stop Study Tour, Tidak banyak manfaat hanya menuliskan orangtua, jaman sudah canggih jika hanya untuk mengenal tempat wisata dapat dipelajari dari internet.”
Unggahan tersebut pada tanggal 14 Mei mendapatkan respon positif dan negatif dari masyarakat. Ada yang setuju dengan pembatasan study tour, namun ada juga yang berpendapat sebaliknya. Seperti yang diungkapkan oleh akun @Jeruk Kecut, “Nek kanggoku studitur iku boleh tapi perlu di kaji ulang masalah peraturan tersebut?apa cuman dari pihak sekolah apa memang keputusan dari kemendiknas?”
1 Komentar