Pacitan – Lensa Pacitan, Menyambut bulan suci Ramadhan, warga Dusun Sono, Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, menggelar tradisi megengan di Langgar Kemampul, sebuah mushola unik yang berdiri di atas perairan Tlogo Sono.
Dengan khusyuk, warga bersama-sama menggelar doa dan tahlilan untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia. Tradisi megengan ini juga menjadi ajang jamuan makan bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diterima.
“Saat megengan, masyarakat menyajikan nasi, sayur-sayuran, serta lauk pauk seperti ayam atau ikan. Ini juga menjadi sarana mempererat hubungan antar warga,” ujar Rokhimin, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Dipilihnya lokasi ini dengan alasan ibadah dan doa bersama lebih sunyi dan sakral. Usai berdoa warga kemudian makan bersama nasi bungkus yang dibawa dari rumah mereka masing-masing.
Selain sebagai tempat ibadah, Langgar Kemampul yang berkonsep mushola apung ini memberikan konsep spiritual yang berbeda. Dari atas bangunan berukuran 7×7 meter ini, jamaah bisa merasakan ketenangan batin sambil menikmati panorama alam khas pegunungan Pacitan.
Langgar ini diresmikan pada Kamis, 5 September 2024, dan lokasinya berdekatan dengan makam Syekh Tambak Umur, tidak jauh dari objek wisata Tlogo Sono. Keunikan mushala apung ini semakin menambah daya tarik kawasan tersebut sebagai destinasi wisata religi di Pacitan. (Not)