Ngadirojo – Lensapacitan.com, Tingkat kematian ternak sapi akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Pacitan tercatat hanya mencapai 3 persen. Meski demikian, peternak diimbau tetap waspada dan menjaga kebersihan kandang untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso, menyampaikan beberapa langkah pencegahan saat menyerahkan bantuan berupa vitamin, alat pelindung diri (APD), dan disinfektan kepada peternak di Dusun Jangkrik, Desa Hadiluwih, Kecamatan Ngadirojo, Kamis (16/1/2025).
“Menjaga kebersihan kandang dan ternak adalah yang utama,” ungkap Sugeng. Ia juga menekankan pentingnya membatasi akses orang ke dalam kandang untuk menghindari potensi penularan melalui manusia.
“Penyakit ini tidak menular ke manusia, namun manusia bisa membawa virus, terutama jika baru saja bersentuhan dengan sapi yang terinfeksi PMK,” jelasnya.
Sugeng menjelaskan, PMK pada ternak sapi dapat diibaratkan seperti sariawan pada manusia. Meski nafsu makan sapi menurun, peternak harus memastikan ternak tetap makan agar kondisi tubuhnya tidak melemah. “Berikan makanan yang bervariasi, bisa dicacah atau bahkan disuapi jika perlu,” tambahnya.
Selain itu, Sugeng mengingatkan peternak untuk waspada terhadap oknum yang memanfaatkan situasi dengan menakut-nakuti peternak agar menjual ternaknya di bawah harga normal.
“Jika ada ternak yang menunjukkan gejala PMK, segera lakukan karantina. Hindari mendatangkan atau menjual ternak sebelum wabah terkendali. Laporkan segera ke dokter hewan terdekat jika mendapati ternak sakit,” pungkasnya.
Dengan tingkat kematian yang relatif rendah, mayoritas ternak sapi yang terinfeksi PMK dapat pulih asalkan ditangani dengan baik. Peternak diimbau tidak panik, namun tetap disiplin dalam menjaga kebersihan dan melaporkan kasus yang mencurigakan.(not)