Menu

Mode Gelap
Jalan Santai dan Lomba Sambung Lagu Meriahkan HUT PGRI, HGN 2025 dan HUT ke-54 Korpri di Tegalombo Pemkab Pacitan Serahkan SK kepada 2.307 PPPK Paruh Waktu, Bupati: Tetap Bekerja dengan Ikhlas 45 Desa di Pacitan Belum Bisa Cairkan Dana Desa Tahap II, KPPN: Menunggu Instruksi Pusat Polsek Donorojo Ungkap Kasus Curanmor, Dua Pemuda Asal Pringkuku Dibekuk Mengusung Tema “Sluman Slumun Slamet”, Festival Rawat Jagat 4 Resmi Dibuka Wabup Pacitan Keluhan Nelayan Dipenuhi, Pengerukan Sedimentasi di Pelabuhan Tamperan Resmi Dimulai

Pertanian

Pemkab Pacitan Dorong Anak Muda Jadi Petani Milenial

badge-check


PACITAN, lensapacitan.com – Petani nampaknya tak terlalu dilirik para pemuda di Pacitan. Ditengah tingginya penggangguran, Pemkab setempat cemas regenerasi petani muda bakal menjadi kendala kedepan. Minim, kesadaran hingga muncul kelangkaan pahlawan pahlawan itu. 

Wakil Bupati Pacitan Gagarin mengatakan, kelangkaan petani bisa saja terjadi di Pacitan. Saat para pemuda, tak sadar bahwa keberadaan mereka tak juah dari kehidupan rumpun agraris dan gen agraris itu. Maklum, merujuk laporan BPS Pacitan 2020 lalu, mayoritas penduduk di Pacitan berkejar di sektor pertanian. 

‘’Jadi landasan filosofi harus ditanamkan dulu pada generasi muda, bahwa pekerjaan pertanian, perkebunan dan peternakan, jangan dianggap akhir dari segalanya tapi justru awal segalanya,’’ terang Gagarin saat Forum Pemangku Kepentingan Tingkat Kabupaten (District Multi Stakeholder Forum/DMSF) Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Service (YESS) di Gedung Karya Dharma, kemarin (8/3)

Menurut Gagarin, sejatinya para petani sukses terbilang banyak di Pacitan. Hanya saja, mereka memilih diam pun tak ingin menonjolkan dari, baik dimasyarakat pun kehidupan maya. Sebaliknya, sebagian ‘’kiblat’’ para milenial justru dilihat Gagarin muncul dari media sosial. Keberhasilan-keberhasilan semu yang kerap dipamerkan. 

‘’Walaupun tidak semua yang dipamerkan di media sosial itu semu, tapi mayoritas petani sukses tidak berkomunikasi di medsos,’’ katanya. 

Disamping itu, lanjut Gagarin, ditunjuknya Pacitan jadi salah satu dari empat kabupaten yang mendapat Progam YESS Kementrian Pertanian, diharapnya tak disia-siakan petani milenial. Namun sebaliknya, dia meminta pengelola progam tak asal comot petani dapat bantuan ratusan juta tersebut. Pun mesti petani berkualitas serta miliki semangat dan filosofi. Menjadi contoh petani generasi selanjutnya. 

‘’Gak terlalu banyak (petani, Red) tidak masalah, tapi harus jadi dulu, bisa jadi model, jangan sampai banyak tapi gagal,’’ pungkas Gagarin. 

Sementara itu, BPS Pacitan mencatat, pertanian masih menjadi primadona pekerjaan sebagian besar penduduk Pacitan. Pun ditahun 2020 lalu misalnya, jumlah petani meningkat 4 persen ketimbang tahun sebelumnya. Dari, semula 55.46 persen jumlah penduduk menjadi 59 persen, ditahun 2020. Ketimbang, bidang pekerjaan lain seperti manufaktur, serta jasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Budiman Sudjatmiko Tanam Padi Bersama Petani Pacitan, Serahkan Bantuan Benih

20 November 2024 - 11:36 WIB

Tekan Inflasi, Pemkab Pacitan Ajak Masyarakat Tanam Cabai

14 November 2024 - 20:29 WIB

Musim Penghujan Bawa Berkah bagi Penjual Bibit Pertanian di Desa Pelem, Pacitan

28 Oktober 2024 - 07:23 WIB

Harga Tembakau di Pacitan Terus Naik, Petani Optimis Perluas Lahan

14 Oktober 2024 - 21:27 WIB

Harga Cengkeh Anjlok, Petani di Pacitan Kian Merugi

10 September 2024 - 23:42 WIB

Trending di Pertanian