Pacitan – Para petani cengkeh di Pacitan saat ini tengah merasakan beban berat akibat anjloknya harga cengkeh saat panen raya. Harga yang sebelumnya berada di kisaran Rp 100 ribu per kilogram kini turun drastis menjadi Rp 85 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat petani mengeluh karena hasil panen tak sebanding dengan ongkos yang harus dikeluarkan untuk memanen.
Salah satu petani, Sudarmi (67) asal Desa Wonosidi, Kecamatan Tulakan, menyampaikan bahwa penurunan harga ini telah membuat petani merugi. Biaya untuk memanen cengkeh tidak tertutup dengan harga yang ada saat ini. “Sekarang tinggal Rp 85 ribu per kilogram, sementara ongkos petik saja tidak mencukupi,” keluhnya.
Penurunan harga ini terjadi sejak memasuki panen raya, namun Sudarmi mengaku tak mengetahui pasti penyebab turunnya harga tersebut. “Dua bulan lalu masih Rp 100 ribu per kilogram, tapi sekarang turun terus,” tambahnya.
Wanti, petani lainnya dari Desa Wonoanti, memilih menimbun cengkeh yang baru dipanen. Ia berharap harga akan kembali normal sebelum menjual hasil panennya. “Kalau dijual sekarang, kami rugi,” ujarnya.
Suryono, seorang pengepul cengkeh di Pasar Bangsri, Pacitan, mengungkapkan bahwa harga cengkeh telah turun bertahap setiap pekan. Ia menduga penurunan ini disebabkan oleh stok cengkeh yang melimpah saat panen raya. “Harga sudah turun tiga kali, dari Rp 100 ribu, turun jadi Rp 90 ribu, dan sekarang Rp 85 ribu,” terangnya.