KEBONAGUNG – lensapacitan.com, Ada yang susah ada yang bungah akibat mahalnya harga cabai rawit belakangan ini.
Yang susah tentu saja konsumen. Sedangkan yang bungah adalah produsen atau petani cabai rawit.
Salah satunya, pasangan suami-istri (pasutri) Sujud dan Tiarsih, warga Dusun Laos, Banjarjo, Kebonagung, Pacitan.
Pasangan petani lansia tersebut mendapat berkah memasuki musim panen tanaman cabe rawitnya.
Sebab, harga jualnya kian melejit. Dari biasanya sekitar Rp 20 ribu per kilogram, kini hasil panennya ditebus tengkulak Rp 33 ribu.
“Mumpung harganya bagus dipanen lebih awal,’’ kata Tiarsih (6/11).
Menurut dia, cabai rawit yang mereka tanam menghasilkan 25 kilogram sekali panen. Supaya tetap untung dia memanen setiap tiga hari sekali.
“Perkiraan hasil panen bisa mencapai 100 kilogram,’’ imbuhnya dengan wajah semringah.
Sujud menambambahkan, mendapat untung besar dari panen cabai rawit kali ini. Alasannya, biaya produksi dibanding dengan keuntungan cukup jauh.
“Keuntungannya dua kali lipat dari biasanya,’’ tuturnya