Menu

Mode Gelap
Gedung Diklat BKPSDM Pacitan Siap Difungsikan Jadi Sekolah Rakyat Seorang Jemaah Pacitan Tertunda Kepulangannya karena Sakit, Masih Dirawat di Madinah Tiga Lifter Putri Pacitan Borong 8 Medali di Porprov Jatim 2025 Antisipasi Wisatawan Tenggelam, Petugas Tempatkan Ban dan Rambu Larangan Berenang 10.689 Peserta PBI-JK di Pacitan Dinonaktifkan, Warga Diminta Segera Cek Kepesertaan Disparbudpora Pacitan Siap Sambut Wisatawan Saat Libur Panjang Sekolah

Feature

Pasar Beling, Menikmati Jajanan Tradisional Sambil Diiringi Musik Gamelan Kaca

badge-check


					Pasar Beling, Menikmati Jajanan Tradisional Sambil Diiringi Musik Gamelan Kaca Perbesar

PACITAN – Pasar Beling Minggu Wage di Dusun Nitikan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan tetap menjadi daya tarik utama bagi masyarakat, terutama setiap Minggu Wage. Pasar ini menjadi tempat bagi masyarakat untuk kembali merasakan atmosfer kehangatan dan nostalgia dalam suasana tradisional yang semakin langka.

Dari pagi, keramaian sudah terasa dengan berbagai suara tawar-menawar dan aroma jajanan tradisional khas pasar. Beragam kuliner lokal seperti lopis, jongkong, cenil, jenang, tiwul, jadah bakar, dawet, hingga lontong pecel menjadi pilihan favorit pengunjung, membangkitkan kenangan masa kecil.

“Kami ingin memperkenalkan makanan tradisional pada generasi muda. Di sini, mereka bisa merasakan cita rasa asli kuliner kita,” kata Maryati, seorang pedagang yang setia berjualan sejak lama. (3/11/2024)

Namun, Pasar Beling tidak hanya soal belanja. Di tengah persaingan dengan pusat perbelanjaan modern, pasar ini tetap bertahan sebagai pusat interaksi sosial. Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk belanja, tetapi juga untuk bersosialisasi. “Tempat ini seperti rumah, tempat kami bisa bertemu dan berbagi cerita,” ujar Rining Astuti, seorang pengunjung.

Keunikan pasar ini semakin lengkap dengan kehadiran gamelan kaca, kesenian tradisional yang dimainkan dari bahan beling, menciptakan suara unik dan memikat. Seni gamelan kaca ini merupakan bagian dari upaya desa untuk melestarikan budaya lokal dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern.

Menurut Amin Sastrowijoyo, pelestari budaya di desa tersebut, pasar ini tidak hanya berperan sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai panggung pelestarian budaya.

“Dengan gamelan kaca dan berbagai produk lokal, Pasar Beling menjadi lebih dari sekadar tempat belanja, ini adalah pusat budaya di mana seni dan perdagangan berpadu.”katanya.

Pasar ini juga mendukung ekonomi lokal dengan memberikan peluang bagi para petani dan pengrajin. Salah satunya dirasakan Siti, seorang petani cabe, mengaku pasar ini sangat membantu pemasukan keluarganya karena ia bisa menjual hasil panen langsung kepada konsumen.

Pemerintah Desa Sukoharjo juga turut mendukung keberlanjutan pasar ini melalui program pengembangan. “Kami ingin pasar ini tetap hidup dan menjadi bagian dari identitas budaya desa kami,” ungkap Solichin Kepala Desa Sukoharjo.

Walau menghadapi tantangan dari pasar modern dan tren belanja online, Pasar Beling tetap menjadi simbol ketahanan tradisi. Dengan daya tarik budaya dan kuliner lokal, pasar ini terus diminati dan diharapkan tetap menjadi rumah bagi tradisi dan komunitas yang hidup.

Sayangnya, Pasar Beling hanya buka sebulan sekali. Tepatnya tiap Ahad Wage. Tentu saja pengunjung harus bersabar untuk dapat menikmati sensasi makan pagi dengan iringan musik gamelan. (not)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Seorang Jemaah Pacitan Tertunda Kepulangannya karena Sakit, Masih Dirawat di Madinah

29 Juni 2025 - 18:12 WIB

Pelajar di Pacitan Putus Sekolah Akibat Kanker, Kapolsek Bantu Kursi Roda

14 Mei 2025 - 16:07 WIB

Inovatif! Lurah Ploso Jemput Bola Urus Administrasi Kematian, Gratis dan Cepat

11 Maret 2025 - 11:46 WIB

Tradisi Rontek Gugah Sahur di Pacitan Dimulai, Polisi Lakukan Patroli Pengamanan

1 Maret 2025 - 05:55 WIB

Sambut Ramadhan Ratusan Warga Doa Bersama di Pemakaman Kacangan

23 Februari 2025 - 19:15 WIB

Trending di Feature