Kebonagung – Lensa Pacitan, Rontek gugah sahur mulai terlihat di berbagai wilayah Pacitan pada sahur pertama Ramadhan. Kelompok remaja tampak berkeliling kampung dengan memukul bambu sebagai alat musik tradisional untuk membangunkan warga yang hendak menunaikan ibadah sahur.
Di Kecamatan Kebonagung, jajaran Polsek Kebonagung yang dipimpin oleh Iptu Haming Agus Purnama melakukan patroli pengamanan guna mengantisipasi potensi gesekan antar kelompok pemain rontek. Salah satu titik pengamanan dilakukan di perbatasan Jembatan Purwoasri, yang menjadi jalur utama pergerakan kelompok rontek dari berbagai desa.
“Kami bersama Koramil Kebonagung dan perangkat Desa Purwoasri melakukan patroli serta penyekatan di sekitar jembatan Purwoasri. Alhamdulillah, situasi tetap kondusif dan terkendali,” ujarnya Sabtu (1/3/2025).
Ia juga mengimbau para peserta rontek agar tetap menjaga ketertiban dan keamanan selama bulan Ramadhan.
“Kami harap adik-adik yang bermain rontek tetap mengutamakan ketertiban, tidak memicu keributan, dan menghormati masyarakat yang sedang beribadah agar puasa bisa berjalan lebih khusyuk,” tambahnya.
Sebagai bentuk upaya menjaga keamanan, para peserta rontek juga diminta untuk mematuhi sejumlah aturan, di antaranya:
- Tidak memasuki wilayah desa lain saat bermain rontek.
- Tidak mengerahkan massa berlebihan, dengan maksimal 30 orang per kelompok, serta tidak melibatkan anak kecil.
- Tidak membawa atau membunyikan petasan serta benda berbahaya selain alat rontek.
- Tidak mengonsumsi minuman keras.
- Tidak memancing bentrokan atau mengganggu ketertiban umum.
Tradisi rontek gugah sahur sendiri telah menjadi bagian dari budaya lokal di Pacitan. Selain sebagai sarana membangunkan warga untuk sahur, tradisi ini juga menjadi ajang kebersamaan bagi para remaja di bulan suci Ramadhan. (not)