Pacitan – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pacitan menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, ditemukan 30 kasus baru dari total 5.699 sampel yang diskrining selama Januari hingga Oktober 2024. Angka ini naik tajam dibandingkan tahun sebelumnya, di mana kasus baru hanya berkisar belasan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, drg. Nur Farida, menjelaskan bahwa skrining HIV/AIDS dilakukan pada kelompok berisiko tinggi, seperti ibu hamil, penghuni rumah tahanan, dan pekerja di tempat hiburan malam. “Deteksi dini sangat penting untuk perawatan dan pengobatan sehingga penularan dapat dicegah, terutama kepada bayi,” ujar drg. Nur Farida.
Namun, pelaksanaan skrining tidak sepenuhnya berjalan mulus. Beberapa tempat hiburan malam, seperti kafe, masih enggan menerima program skrining. “Kami hanya mengajak mereka untuk hidup sehat. Sayangnya, belum semua tempat bersedia untuk diskrining,” tambahnya.
Sebagian besar pengidap HIV/AIDS di Pacitan berasal dari kelompok usia produktif, yaitu 15–64 tahun. Meski demikian, hingga kini tidak ditemukan lonjakan jumlah pasien yang membutuhkan pengobatan intensif.
Untuk menekan angka penularan, Dinkes Pacitan terus menggencarkan sosialisasi dan kampanye hidup sehat melalui berbagai media. Edukasi ini menargetkan kelompok rentan dan masyarakat umum agar lebih memahami risiko dan cara pencegahan HIV/AIDS.
“HIV/AIDS bukanlah akhir dari segalanya. Dengan perawatan menggunakan obat Antiretroviral (ARV), pengidap dapat hidup lebih sehat dan mengurangi risiko penularan,” jelas drg. Nur Farida.
Dinkes Pacitan juga mengimbau masyarakat, terutama yang memiliki risiko tinggi, untuk rutin memeriksakan kesehatan. Langkah ini menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS.
“Kami akan terus berupaya menekan angka penularan HIV/AIDS melalui edukasi dan promosi pola hidup sehat,” pungkas drg. Nur Farida.
Dengan peningkatan kasus ini, masyarakat Pacitan diharapkan lebih peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan demi menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan bebas dari HIV/AIDS.