Menu

Mode Gelap
Polres Pacitan Tahan Tarman, Terduga Pemalsu Cek Mahar Rp3 Miliar: Kasus Bermula dari Laporan Model A Ketidakakuratan Data DTSEN Picu Keluhan Bansos di Pacitan, Pendamping PKH: “Kunci Perbaikan Ada di Desa” Sheila Tetap Setia Dampingi Mbah Tarman Meski Suami Resmi Ditahan dalam Kasus Cek Rp3 Miliar Cek Rp3 Miliar Diduga Palsu, Kakek Tarman Resmi Ditahan Polres Pacitan APEDNAS Jatim Semprot Pemdes Pacitan: 45 Desa Kehilangan Dana Desa Rp10 Miliar Lebih Didapati di Perempatan Cuik, Pria “Tersesat” Berpindah-Pindah Kota Diduga Gunakan Modus Baru

Ekonomi

Harga Telur Naik, Biaya Produksi Usaha Kue Meningkat

badge-check
Harga Telur
seorang karyawan menata kue di outlet/ foto: trinoto

PACITAN, lensapacitan.com – Lonjakan harga telur juga dirasakan dampaknya oleh pengusaha kuliner di Pacitan. Mereka pun harus memutar otak agar tetap bertahan. Di sisi lain kualitas produk tetap harus dijaga agar tak ditinggalkan pelanggan.

Satu di antara pengusaha yang terkena imbas kenaikan harga telur adalah Citra Dewi Noviani. Meski terasa berat, namun pemilik usaha Pastry and Cake ini memilih tak meningkatkan harga jual. Ukuran produknya pun tetap seperti biasa.


“kenaikan harga telur berimbas pada cost produksi meningkat, keuntungan kami menurun,” ujarnya.

Tentu saja, keputusan Citra bukan bebas risiko. Biaya produksi yang bertambah tanpa diimbangi kenaikan harga berakibat pendapatan tak sebanyak biasanya. Pun begitu dirinya tetap optimis pada saatnya harga telur kembali normal dan dapat mengembalikan keuntungannya seperti semula.


“kami tak berani menaikan harga, takut pelanggan malah pergi, karena masyarakat tak setiap hari mengonsumsi roti,”ujar pemilik huriya Pastry an Cake ini

Sebagai pengusaha, Citra cukup kenyang dengan pengalaman menghadapi masa sulit. Hanya saja, selama ini dirinya berkomitmen mengedepankan pelayanan kepada pelanggan. Salah satunya dengan menjaga cita rasa serta memastikan bahan baku sesuai standar.


” Tidak bisa mengurangi komposisi, Agra tidak berubah rasa,”paparnya.

Hingga saat ini harga telur di pasaran memang belum stabil. Oleh karena itu, upaya terbaik yang mesti dilakukan pengusaha seperti Citra adalah bertahan. Terlebih, Cita juga harus menghidupin puluhan  orang karyawan. Citra mengatakan kebutuhan telur untuk bahan baku roti cukup besar. Dari puluhan varian produk yang dibuat, tiap harinya rata-rata menghabiskan telur sebanyak 100 kg. Pasokan sebanyak itu diperoleh dari distributor secara berlangganan.


“kalau Harag dari distributor masing 29 ribu, karena sudah langganan. dengan Harga saat ini beban cost produksi dan keuntungan tidak sesuai,”pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Harga Cabai di Pacitan Melejit Dua Kali Lipat, Pedagang dan Warga Menjerit

3 Desember 2025 - 19:31 WIB

25 Ribu Warga Pacitan Dicoret dari BLTS Kesra, Verifikasi Dilakukan di Tingkat Desa

30 November 2025 - 15:14 WIB

Program MBG Buka Lapangan Kerja, Warga Pacitan Kini Punya Pekerjaan Tetap

27 November 2025 - 21:23 WIB

Keluhan Nelayan Dipenuhi, Pengerukan Sedimentasi di Pelabuhan Tamperan Resmi Dimulai

24 November 2025 - 19:48 WIB

Harga Kebutuhan Pokok di Pacitan Merangkak Naik, Pedagang Pasar Minulyo Keluhkan Stok Menipis

21 November 2025 - 19:33 WIB

Trending di Ekonomi