Menu

Mode Gelap
Gelar Rembuk Stunting Komitmen Pemkab Pacitan Tekan Stunting Hingga 2025 Kenaikan Harga Beras, DPRD Pacitan Desak Pemerintah Ambil Langkah Nasib Naas Menimpa Keluarga Wisata di Pantai Srau, Pacitan, 1 Tewas Terseret Ombak Deklarasi Mahasiswa Pacitan, Tolak Politisasi Kampus Jelang Pemilu 2024 Forum PTT Transport SD/SMP Pacitan Sampaikan Tuntutan kepada Bupati

Pertanian · 4 Mar 2019 07:18 WIB

Hama Belalang, Jadi berkah bagi Pasutri di Pacitan


 Hama Belalang, Jadi berkah bagi Pasutri di Pacitan Perbesar


PRINGKUKU – lensapacitan.com, Perlahan-lahan langkah sunyi
Didik Budi Effedi menyusuri setiap kebun ketela di desa Watukarung. Sembari
menenteng jaring ikan ditangannya, bola matanya tak henti mengamati dedaunan
sekitar. Tanpa aba-aba, jaring yang semula tertata rapi dilemparnya menyebar
menutupi ribunnya dedaunan. Dari belakang istrinya berlari mengikuti sang suami
mendekat dan masuk kedalam jaring.





Akhir bulan Februari hingga Maret, menjadi kebiasaan Didik
berburu belalang. Saban pagi, didampingi Ika Salina -istrinya,  keduanya menyusuri setiap rumbuk dedaunan
ketela di Watukarung. Bahkan warga Dusun Bulu, Kalak, Donorjo itu rela menempuh
jarak lebih dari 10 kilometer untuk berburu belalang. Hasil buruannya tersebut
bakal dikumpulkan dan jual pada pengepul malam harinya. ‘’Kalau pagi berangkat,
nanti siang balik, biasanya malam sudah ada yang datang kerumah untuk beli,’’
jelasnya





Dalam sehari 5 hingga 7 kilogram belalang dapat dikumpulkan.
Cukup mahal, para pengepul mematok harga 40 ribu rupiah perkilo belalang. Meski
untuk mendapatkan satu kilonya, Didik harus berburu hingga 1.5 jam. Pun jika
hoki dalam setengah jam saja, lebih dari setengah kilo belalang berhasil
didapat. ‘’Kalau masih sepi gampang nyarinya, tapi kalau banyak orang biasanya
belalang kabur jadi sulit,’’ terang Didik





Tak hanya disiang hari, Didik terkadang turut berburu dimalam hari. Pria 24 tahun itu menggunakan senter untuk memburu belalang. Saat malam, menangkap hewan kaki panjang tersebut mudah-mudah susah. Selain kudu jeli, dirinya hanya menggunakan tangan untuk menangkap belalang yang hinggap. Alhasil, jika tak terbiasa tangkapan tak sebanyak yang diharapkan. ‘’Paling banyak dua kilo, gak bisa pakai jaring kalau malam, cukup pakai tangan karena belalang pas tidur,’’ ungkap pria satu anak itu.





Selain dijual, beberapa belalang turut dijadikannya sebagai lauk. Biasanya bebelang tersebut dipreteli kaki dan sayapnya untuk dicuci dan digoreng. Tak perlu bumbu istimewa, setelah digoreng garing dengan tambahan bawang dan cabai, laut kaya protein siap disantap. ‘’Gak kalah kalau dibandingkan ayam,’’ pungkas Didik. (sr)


Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Musim Penghujan Bawa Berkah bagi Penjual Bibit Pertanian di Desa Pelem, Pacitan

28 Oktober 2024 - 07:23 WIB

Harga Tembakau di Pacitan Terus Naik, Petani Optimis Perluas Lahan

14 Oktober 2024 - 21:27 WIB

Harga Cengkeh Anjlok, Petani di Pacitan Kian Merugi

10 September 2024 - 23:42 WIB

Berkah Petani Saat Harga Cabai Melejit

7 November 2023 - 04:48 WIB

Pemkab Pacitan Dorong Anak Muda Jadi Petani Milenial

24 Maret 2022 - 22:42 WIB

Tanaman Porang, Umbi-Umbian Dengan Potensi Ekspor Yang Menjanjikan

12 Maret 2021 - 09:11 WIB

Trending di Feature