Menu

Mode Gelap
Memancing setelah Pulang Sekolah, Dua Siswa SMP Bandar Tewas satu Selamat Pria Asal Semarang Tipu Minimarket di Pacitan Bermodus Iuran Kebersihan Hujan Deras Picu Longsor di Nawangan Pacitan, Satu Rumah Warga Rusak Longsor Tutup Jalan Antar Dusun di Jatigunung, Akses Kembali Normal Setelah Gotong Royong Warga dan Polisi Banjarsari Pacitan Gagas Koperasi Merah Putih, Dorong Ekonomi Warga Lewat Potensi Lokal Bangunan Rusak Parah, SDN 2 Ketro Harjo Pacitan Butuh Perbaikan Mendesak

Feature

Disabilitas Pria asal Pacitan Ini Justru Sukses Berbisnis Kopi

badge-check


PACITAN – lensapacitan.com, Disabilitas tak menjadi penghalang seseorang untuk sukses meniti karier. Seperti yang dialami oleh pria asal Tanjungsari Pacitan ini. Mohammad riskyka syawalasana mampu membuktikan kepada masyarakat bahwa kaum difabel juga bisa sukses dalam berbisnis. Meskipun begitu, kesuksesan yang diraihnya ini tentu bukanlah hal mudah.

Nasib malang dialaminya saat usia sekolah dasar, akibat dari kecelakaan sepeda motor pada usia tuju tahun membuatnya tak bisa berjalan layaknya orang pada umumnya, ia harus harus menggunakan kursi roda untuk beraktifitas sehari-hari, namun dia tak mau berpangku tangan,  ia memilih  membuka usaha kedai kopi  agar tetap berdaya diatas keterbatasanya,dengan usahanya tersebut mampu meraup omset puluhan juta rupiah perbulan.” Karena awalnya saya sering nongkrong di coffee shop, akhirnya saya kepikiran untuk membuka coffe shop sendiri Di Pacitan,”ujarnya.
Kiki sapaan Mohammad Riskyka Syawalasana membuka usaha koffe shop enam bulan yang lalu, Kedai Ruang dopamin yang berada di seputaran kota Pacitan inilah yang menjadi tempat Kiki berkerja setiap hari, tak ada rasa canggung dalam beraktivitas, ia pandai meracik kopi  layaknya barista profesional pada umumnya, mulai dari memilih kopi, menggiling hingga memanaskan air di kompor ia lakukan sendiri saat pergantian shift karyawannya, untuk melayani pelanggan, Kiki harus menggunakan kursi roda, di meja barista dengan lihai ia meracik kopi pesanan pelanggannya. .”kita punya kewajiban punya hak sama seperti orang pada umumnya, kita tidak perlu minder,”tambahnya.  
Setelah lulus kuliah kiki belajar meracik kopi dari teman-temanya yang berada di Surabaya hingga mencoba menikmati kopi di beberapa daerah,  hingga berani membuka usaha sendiri, Kiki dibantu tiga orang karyawan yang masuk secara bergantian setiap hari,  dalam sebulan ia meraup omset sebesar 15 hingga 20 juta rupiah.”omset rata-rata sebulan 15 sampa 20 juta,”tuturnya.
Iya memilih usaha tersebut bukan tanpa sebab, Kopi memang menjadi sebuah minuman yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Bahkan kopi menjadi teman pendamping bagi mereka yang membutuhkan inspirasi, “kami Tak hanya menyediakan  tempat ngopi tapi juga menjadi tempat mencari inpirasi, dan menampung kbahagiaan pelanggan,” tambahnya.
Salah seorang pelanggan kopinya, Berlianti Rahayuning Tias mengaku sering nongkong bersama teman-temannya sambil menikmati secangkir kopi, karena banyak pilihan menunya.” (nch) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pelajar di Pacitan Putus Sekolah Akibat Kanker, Kapolsek Bantu Kursi Roda

14 Mei 2025 - 16:07 WIB

Inovatif! Lurah Ploso Jemput Bola Urus Administrasi Kematian, Gratis dan Cepat

11 Maret 2025 - 11:46 WIB

Tradisi Rontek Gugah Sahur di Pacitan Dimulai, Polisi Lakukan Patroli Pengamanan

1 Maret 2025 - 05:55 WIB

Sambut Ramadhan Ratusan Warga Doa Bersama di Pemakaman Kacangan

23 Februari 2025 - 19:15 WIB

Peringatan Hari Pers di Pacitan, Jurnalis Sambangi Keluarga Almarhum Wartawan

9 Februari 2025 - 17:55 WIB

Trending di Feature