Pacitan – Upaya pelestarian lingkungan sekaligus penguatan kapasitas pengurangan risiko bencana terus dilakukan secara kolaboratif. Gubernur Jawa Timur bersama artis nasional Kaka Slank melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di Watumejo Mangrove Park, Kabupaten Pacitan, sekaligus meresmikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (Pusdiklat PRBBK), hasil kerja sama Pokmas Jangkar Segoro Kidul dengan Rumah Zakat dan Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA).
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendukung rehabilitasi ekosistem pesisir sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana, khususnya di wilayah pesisir selatan Jawa Timur. Penanaman mangrove dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Jawa Timur, Kaka Slank, perwakilan Rumah Zakat, TIKA, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur serta kelompok masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Timur menyampaikan apresiasi atas kolaborasi lintas sektor yang terbangun antara masyarakat, lembaga sosial, dan mitra internasional. Menurutnya, mangrove memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, mencegah abrasi, serta mengurangi dampak bencana seperti banjir rob dan gelombang pasang.
“Kegiatan ini tidak hanya tentang menanam mangrove, tetapi juga menanam kesadaran dan komitmen bersama untuk menjaga lingkungan serta memperkuat ketangguhan masyarakat menghadapi bencana,” ujarnya.
Kaka Slank yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan. Ia menekankan bahwa aksi nyata seperti penanaman mangrove merupakan langkah sederhana namun berdampak besar bagi keberlanjutan alam dan kehidupan masyarakat pesisir.
Peresmian Pusdiklat PRBBK menjadi rangkaian penting dalam kegiatan ini. Pusdiklat tersebut diharapkan menjadi pusat pembelajaran, pelatihan, dan penguatan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Fasilitas ini akan dimanfaatkan untuk edukasi kebencanaan, simulasi, serta pengembangan pengetahuan lokal dalam menghadapi potensi bencana.
Mei Sri Widuri perwakilan dari Rumah Zakat menyampaikan bahwa kerja sama dengan Pokmas Jangkar Segoro Kidul dan dukungan TIKA merupakan bentuk komitmen bersama dalam mendorong pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada ketangguhan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
“Pasca banjir besar 2017 tepatnya di tahun 2018 Rumah Zakat hadir membersamai pokmas dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi potensi bencana di wilayah tersebut serta menginisiasi terwujudnya kawasan konservasi watumejo mangrove park berkolaborasi dengan lintas sektor” imbuhnya
Dengan adanya Pusdiklat PRBBK dan kegiatan konservasi mangrove ini, diharapkan Watumejo Mangrove Park tidak hanya menjadi kawasan wisata edukasi, tetapi juga pusat pembelajaran kebencanaan dan contoh praktik baik kolaborasi dalam pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. (not)





















