Pacitan – lensapacitan.com, Ratusan anak usia sekolah dasar memukau ribuan penonton dalam pagelaran Watu Bale Culture Festival yang digelar di lapangan kawasan wisata Watu Bale, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Jumat (18/10/2024).
Para bocah ini menampilkan tarian jaranan debog, di mana kuda yang digunakan terbuat dari pelepah pisang yang dibentuk menyerupai kuda, seperti halnya jaranan sentewere.
Salah satu penari, Azka, mengaku senang bisa menari sekaligus bermain bersama teman-temannya. “Asyik bisa menari dan sekaligus bermain, latihan beberapa hari,” ujarnya sambil tersenyum.
Tak hanya jaranan debog, penampilan lain yang menarik perhatian adalah tarian langen bekso. Biasanya dibawakan oleh orang dewasa, kali ini anak-anak Dusun Godeg Wetan, Desa Jetak, dengan luwes membawakan tarian tayub yang kini sedang populer di Pacitan.
Alfito, salah satu penari, mengungkapkan awalnya kesulitan mengikuti irama, namun akhirnya menikmati. “Awalnya susah, tapi asyik juga, menari mengikuti irama. Sering lihat bapak nari, jadinya pengen,” katanya.
Kepala Desa Jetak, Marjuni, mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam memajukan potensi wisata dan budaya yang ada di desa mereka, termasuk pantai Pidakan, Benges, dan Watu Bale. “Mari seni budaya tinggalane mbah mbahe kita lestarikan, mari sama-sama potensi ini kita kembangkan,” ujar Marjuni di sela-sela acara.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pacitan Turmudzi, yang turut hadir dalam acara tersebut mengapresiasi upaya masyarakat Desa Jetak dalam melestarikan budaya yang sudah turun-temurun.
“Saya sangat bangga kepada masyarakat Desa Jetak. Event ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara masyarakat dan panitia terjalin erat. Semoga bisa konsisten dalam mengangkat budaya lokal,” ujarnya.
Watu Bale Culture Festival juga menampilkan berbagai kesenian, termasuk kontekan lesung atau lesung jumengglung tangi jenggirat yang dimainkan oleh ibu-ibu PKK. Bahkan, grup kesenian ini sudah beberapa kali tampil di berbagai event di Kabupaten Pacitan.
Acara semakin semarak dengan atraksi sepak bola api yang dimainkan oleh dua klub, masing-masing terdiri dari 10 orang. Bola api yang didesain khusus ini menambah adrenalin para penonton. Menurut Rofiq, panitia festival, tradisi ini merupakan bagian dari ritual tolak bala agar Desa Jetak terbebas dari mara bahaya.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pacitan, Camat Tulakan, serta Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Pacitan. Pada puncak acara, warga dan para undangan larut dalam kegembiraan dengan menari tayub atau langen bekso bersama. (not/adv)