Menu

Mode Gelap
Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia Dua Pekerja Tambang Batu Ungkal di Pacitan Tewas Diduga Karena Menghirup Gas Sakit Hati Disebut Cucu Pungut, Remaja di Pacitan Tega Bacok Neneknya Kemenag Gandeng Axioo dan Intel Latih Guru Madrasah di Pacitan Hadapi Era AI Klub Bhayangkara SKP Pacitan, Raih Juara 4 Kejurprov Antar Klub U-19 Piala Walikota Surabaya 2025 Pernikahan Viral Pacitan: Tamu Undangan Dapat ‘Angpao’ Usai Saksikan Shela-Tarman Janji Suci

Ekonomi

Harga Telur Naik, Biaya Produksi Usaha Kue Meningkat

badge-check
Harga Telur
seorang karyawan menata kue di outlet/ foto: trinoto

PACITAN, lensapacitan.com – Lonjakan harga telur juga dirasakan dampaknya oleh pengusaha kuliner di Pacitan. Mereka pun harus memutar otak agar tetap bertahan. Di sisi lain kualitas produk tetap harus dijaga agar tak ditinggalkan pelanggan.

Satu di antara pengusaha yang terkena imbas kenaikan harga telur adalah Citra Dewi Noviani. Meski terasa berat, namun pemilik usaha Pastry and Cake ini memilih tak meningkatkan harga jual. Ukuran produknya pun tetap seperti biasa.


“kenaikan harga telur berimbas pada cost produksi meningkat, keuntungan kami menurun,” ujarnya.

Tentu saja, keputusan Citra bukan bebas risiko. Biaya produksi yang bertambah tanpa diimbangi kenaikan harga berakibat pendapatan tak sebanyak biasanya. Pun begitu dirinya tetap optimis pada saatnya harga telur kembali normal dan dapat mengembalikan keuntungannya seperti semula.


“kami tak berani menaikan harga, takut pelanggan malah pergi, karena masyarakat tak setiap hari mengonsumsi roti,”ujar pemilik huriya Pastry an Cake ini

Sebagai pengusaha, Citra cukup kenyang dengan pengalaman menghadapi masa sulit. Hanya saja, selama ini dirinya berkomitmen mengedepankan pelayanan kepada pelanggan. Salah satunya dengan menjaga cita rasa serta memastikan bahan baku sesuai standar.


” Tidak bisa mengurangi komposisi, Agra tidak berubah rasa,”paparnya.

Hingga saat ini harga telur di pasaran memang belum stabil. Oleh karena itu, upaya terbaik yang mesti dilakukan pengusaha seperti Citra adalah bertahan. Terlebih, Cita juga harus menghidupin puluhan  orang karyawan. Citra mengatakan kebutuhan telur untuk bahan baku roti cukup besar. Dari puluhan varian produk yang dibuat, tiap harinya rata-rata menghabiskan telur sebanyak 100 kg. Pasokan sebanyak itu diperoleh dari distributor secara berlangganan.


“kalau Harag dari distributor masing 29 ribu, karena sudah langganan. dengan Harga saat ini beban cost produksi dan keuntungan tidak sesuai,”pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

DWP Diskuperin Pacitan Gelar Fashion Show Batik, Dorong Generasi Muda Cintai Warisan Leluhur

2 Oktober 2025 - 11:30 WIB

Pusat Oleh-Oleh Pacitan Diserbu Rombongan Bimteknas Demokrat

24 September 2025 - 15:06 WIB

Bajingan, Kuliner Sederhana Pacitan yang Memikat Lidah Tamu Bimteknas Demokrat

23 September 2025 - 13:35 WIB

Ramai Peserta Bimteknas Demokrat, Jualan Pedagang Pancer Dor Laris Manis

23 September 2025 - 13:01 WIB

Bimteknas Demokrat, Berkah Bagi Pengusaha Transportasi Pacitan

22 September 2025 - 11:43 WIB

Trending di Ekonomi