PACITAN – Hingga penghujung tahun 2024, Kabupaten Pacitan mencatat lonjakan signifikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menunjukkan, per 10 Desember, sebanyak 669 kasus DBD telah terdeteksi, dengan sejumlah pasien memerlukan perawatan di rumah sakit.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pacitan, Nur Farida, menyatakan bahwa Pacitan menduduki peringkat ke-21 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dalam jumlah kasus DBD tahun ini. Kecamatan Pacitan dan Kecamatan Tegalombo menjadi wilayah dengan angka kasus tertinggi.
“Tim khusus telah diterjunkan untuk menangani kasus-kasus di lapangan. Fogging dilakukan secara berkala, namun langkah utama pencegahan tetap pada Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” ujar Farida, Selasa (10/12).
Dinkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan prinsip 3M: menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas. Langkah ini diyakini mampu meminimalisasi potensi penyebaran nyamuk penyebab DBD.
“Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga sangat penting. Kebersihan lingkungan yang kurang optimal menjadi faktor utama penyebaran nyamuk,” tambah Farida.
Selain DBD, masyarakat diminta mewaspadai leptospirosis yang sering muncul di musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar melalui urine atau darah hewan terinfeksi.
“Musim penghujan adalah saat yang rawan. Waspadai kemungkinan penyakit lain seperti leptospirosis,” tandas Farida.
Dinkes berkomitmen untuk terus siaga, termasuk dengan tim fogging yang siap turun ke lapangan sesuai permintaan masyarakat.(Not)