Menu

Mode Gelap
Polres Pacitan Tahan Tarman, Terduga Pemalsu Cek Mahar Rp3 Miliar: Kasus Bermula dari Laporan Model A Ketidakakuratan Data DTSEN Picu Keluhan Bansos di Pacitan, Pendamping PKH: “Kunci Perbaikan Ada di Desa” Sheila Tetap Setia Dampingi Mbah Tarman Meski Suami Resmi Ditahan dalam Kasus Cek Rp3 Miliar Cek Rp3 Miliar Diduga Palsu, Kakek Tarman Resmi Ditahan Polres Pacitan APEDNAS Jatim Semprot Pemdes Pacitan: 45 Desa Kehilangan Dana Desa Rp10 Miliar Lebih Didapati di Perempatan Cuik, Pria “Tersesat” Berpindah-Pindah Kota Diduga Gunakan Modus Baru

Kesehatan

669 Kasus DBD Melanda Pacitan di Akhir Tahun 2024, Dinkes Imbau Waspada

badge-check


 669 Kasus DBD Melanda Pacitan di Akhir Tahun 2024, Dinkes Imbau Waspada Perbesar

PACITAN – Hingga penghujung tahun 2024, Kabupaten Pacitan mencatat lonjakan signifikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menunjukkan, per 10 Desember, sebanyak 669 kasus DBD telah terdeteksi, dengan sejumlah pasien memerlukan perawatan di rumah sakit.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pacitan, Nur Farida, menyatakan bahwa Pacitan menduduki peringkat ke-21 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dalam jumlah kasus DBD tahun ini. Kecamatan Pacitan dan Kecamatan Tegalombo menjadi wilayah dengan angka kasus tertinggi.

“Tim khusus telah diterjunkan untuk menangani kasus-kasus di lapangan. Fogging dilakukan secara berkala, namun langkah utama pencegahan tetap pada Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” ujar Farida, Selasa (10/12).

Dinkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan prinsip 3M: menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas. Langkah ini diyakini mampu meminimalisasi potensi penyebaran nyamuk penyebab DBD.

“Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga sangat penting. Kebersihan lingkungan yang kurang optimal menjadi faktor utama penyebaran nyamuk,” tambah Farida.

Selain DBD, masyarakat diminta mewaspadai leptospirosis yang sering muncul di musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar melalui urine atau darah hewan terinfeksi.

“Musim penghujan adalah saat yang rawan. Waspadai kemungkinan penyakit lain seperti leptospirosis,” tandas Farida.

Dinkes berkomitmen untuk terus siaga, termasuk dengan tim fogging yang siap turun ke lapangan sesuai permintaan masyarakat.(Not)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Molamil Papa”, Inovasi Jemput Bola Nakes untuk Tingkatkan Kesehatan Ibu Hamil di Daerah Terpencil

5 November 2025 - 09:14 WIB

Agar Aman dan Sehat, Penjamah Makanan MBG di Pacitan Dapat Pembekalan Higiene Sanitasi

26 Oktober 2025 - 19:37 WIB

Jaga Kualitas Makan Bergizi Gratis, BGN Gelar Bimtek Penjamah Makanan di Pacitan

25 Oktober 2025 - 16:48 WIB

Program STBM di Desa Tegalombo Pacitan Capai 75 Persen, Target Rampung 2026

22 September 2025 - 11:21 WIB

DPRD Pacitan Soroti Pelayanan RSUD, Jumlah Dokter Belum ideal Untuk Layani Pasien Harian

27 Agustus 2025 - 12:18 WIB

Trending di Kesehatan