PACITAN – Ulah iseng seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pacitan berujung ke kantor damkar, setelah jari kelingkingnya tersangkut di lubang kursi kelas. Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Pacitan pun turun tangan untuk membebaskan jari siswi tersebut.
Kejadian ini menimpa Hasna Yuswiat Salma (14), siswi kelas 8 SMPN 1 Pacitan, pada Kamis (6/2/2025) sekitar pukul 14.30 WIB. Saat pelajaran berlangsung, ia memasukkan jari kelingkingnya ke lubang kursi di kelas. Namun, nahas, jarinya tersangkut dan tidak bisa dilepaskan.
Panik dan kesakitan, guru kelas segera membawa Hasna ke Markas Damkar Satpol PP Pacitan, lengkap dengan kursinya. Petugas kemudian menggunakan gergaji kayu, pahat, dan palu untuk membebaskan jari siswi tersebut.
“Proses evakuasi memakan waktu sekitar 30 menit karena kami harus berhati-hati agar tidak melukai tangan korban. Siswi juga dalam kondisi kesakitan, jadi kami perlu ekstra teliti dalam penanganannya,” ujar Sugito, Kepala Bidang Damkar Satpol PP Pacitan.
Dihari yang sama, petugas Damkar Pacitan juga mengevakuasi seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang kakinya terjepit di grill penutup selokan.
“Tim baru saja selesai mengevakuasi siswa yang kakinya masuk kedalam grill besi selokan,”jelas Sugito.
Kejadian ini menimpa Fedora Fawnia Putri (17), siswi SMKN 2 Pacitan, sekitar pukul 13.00 WIB. Menurut keterangan saksi, usai membeli makanan, Fedora berjalan menuju ruang kelasnya. Namun, saat melewati grill penutup selokan di depan kelas, kakinya terperosok hingga mata kaki.
Sepatunya yang terlepas jatuh ke dalam selokan, sehingga ia mencoba mengambilnya dengan posisi duduk. Sayangnya, hal itu justru membuat kakinya semakin masuk ke dalam grill hingga sebatas lutut. Tidak bisa bergerak dan merasa kesakitan.
” Temannya akhirnya meminta temannya menghubungi Damkar untuk bantuan evakuasi,” katanya
Dengan kejadian ini, pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan keamanan fasilitas di lingkungan belajar agar tidak membahayakan siswa.
“Kami juga selalu mengimbau agar masyarakat, khususnya anak-anak sekolah, lebih berhati-hati dalam beraktivitas agar kejadian serupa tidak terulang,” Pungkas Sugito.