Menu

Mode Gelap
Agar Aman dan Sehat, Penjamah Makanan MBG di Pacitan Dapat Pembekalan Higiene Sanitasi Jaga Kualitas Makan Bergizi Gratis, BGN Gelar Bimtek Penjamah Makanan di Pacitan Pedet Berkaki Enam Lahir di Pringkuku, Pacitan, Bikin Heboh Warga DBHCHT Pacitan Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan, Dinkes Salurkan Rp 10,28 Miliar untuk Obat dan Renovasi Faskes Keracunan Gas di Terowongan, Dua Penambang Pacitan Meninggal Dunia Dua Pekerja Tambang Batu Ungkal di Pacitan Tewas Diduga Karena Menghirup Gas

Ekonomi

Tempe Buntel Daun, Kekhasan Kuliner Desa Sembowo Kecamatan Sudimoro

badge-check


 Wati Menunjukkan Tempe Buatannya saat Bazar Kentong Aji Beberapa Waktu Lalu (foto: Trinoto - Lensa Pacitan) Perbesar

Wati Menunjukkan Tempe Buatannya saat Bazar Kentong Aji Beberapa Waktu Lalu (foto: Trinoto - Lensa Pacitan)

Sudimoro – lensapacitan.com, Desa Sembowo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan, dikenal memiliki produk kuliner khas berupa tempe yang dibungkus dengan daun jati dan daun pisang. Tempe buntel daun ini menawarkan cita rasa unik yang tidak ditemukan pada tempe umumnya. Aroma khas dari daun jati dan daun pisang memberikan sensasi berbeda yang menggugah selera.

Produk khas ini banyak dijual di pasar tradisional sekitar desa. Menariknya, pola produksi tempe di Desa Sembowo cukup bervariasi. Beberapa warga memproduksi tempe setiap hari, sementara lainnya hanya membuatnya menjelang hari pasaran, sesuai tradisi lokal.

Keunikan tempe asal Sembowo terletak pada pembungkusnya yang selalu menggunakan daun, baik daun jati maupun daun pisang. Tidak seperti kebanyakan tempe di pasar yang sering menggunakan plastik atau gedebok, tempe ini tetap mempertahankan tradisi ramah lingkungan.

Menurut Wati (39), salah satu produsen tempe di desa tersebut, setiap harinya ia membutuhkan bahan baku antara 5 hingga 20 kilogram kedelai untuk memenuhi permintaan pelanggan.

“Proses pembuatannya sebenarnya sama seperti tempe pada umumnya. Bedanya, kami hanya menggunakan daun sebagai pembungkusnya. Ini yang membuat rasa dan aromanya lebih khas,” ujar Wati.

Tempe buntel daun ini menjadi produk yang dinantikan masyarakat, terutama saat hari pasaran. Permintaan yang cukup tinggi membuat para produsen terus menjaga kualitas dan rasa tradisionalnya. Selain menjaga tradisi, inovasi pembungkus alami ini juga menjadi langkah kecil dalam mendukung gaya hidup yang ramah lingkungan.(not)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pusat Oleh-Oleh Pacitan Diserbu Rombongan Bimteknas Demokrat

24 September 2025 - 15:06 WIB

Bajingan, Kuliner Sederhana Pacitan yang Memikat Lidah Tamu Bimteknas Demokrat

23 September 2025 - 13:35 WIB

Ramai Peserta Bimteknas Demokrat, Jualan Pedagang Pancer Dor Laris Manis

23 September 2025 - 13:01 WIB

Bimteknas Demokrat, Berkah Bagi Pengusaha Transportasi Pacitan

22 September 2025 - 11:43 WIB

Dorong Ekonomi Lokal, Koperasi Desa Merah Putih Punjung Resmi Beroperasi

9 September 2025 - 12:55 WIB

Trending di Ekonomi