PACITAN – lensapacitan.com, Jelang libur lebaran, Puluhan warga kelompok Jangkar Segoro Kidul pengelolaan wisata Watu Mejo Mangrove Park, Desa Kembang Pacitan mulai bersiap. Mereka mempersiapkan lapak jualannya. Namun mereka sontak berhamburan setelah ada bunyi sirine dan kentongan tanda ada gempa kekuatan besar dan berpotensi Tsunami.
Warga yang didominasi kaum ibu ini berlari menuju titik aman melewati jembatan wisata. Anak-anak pun harus digendong oleh ibunya menuju titik aman. Bahkan sejumlah warga mengalami luka akibat gempa tersebut. Lansia dan penyandang disabilitas harus ditandu oleh petugas PMI dan TRC BPBD Kabupaten Pacitan
“Tepat tanggal 26 april yaitu peringatan Hari Bencana Nasional, kami Rumah Zakat melakukan simulasi dan juga penyuluhan terkait dengan kebencanaan lebih fokusnya terhadap penanganan bencana, ” Kata Indar Siswoyo Relawan Rumah Zakat Action.
Yang dilibatkan lanjut Indar adalah warga binaan Rumah Zakat yang merupakan pengelola wisata Watu Mejo Mangrove Park.
“Kita libatkan dua kelompok yaitu kelompok Jangkar Segoro Kidul dan kelompok masyarakat Anyelir, “lanjutnya.
Kaum ibu yang banyak dilibatkan pada simulasi kali ini bukan tanpa alasan. Peran ibu dalam rumah keluarga terbukti mampu menjadi penolong bagi anggota keluarga yang lain. Perempuan justru lebih peduli terhadap keselamatan anggota keluarga dibading laki-laki//
“Salah satu tema pada Hari kesiapsiagaan bencana nasional tahun ini adalah membuat perempuan tangguh, yaitu diharapkan ibu-ibu menjadi manager yang memiliki peranan penting dalam hal kesiapsiagaan bencana, ” Pungkasnya.
Tak hanya melakukan simulasi warga mendapatkan pengetahuan mitigasi bencana dari PMI kabur Pacitan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan. Mengingat desa Kembang berada di wilayah pesisir yang berpotensi terjadi bencana banjir, terjangan gelombang tinggi, hingga bencana Tsunami. (Not)