PACITAN – lensapacitan.com, 28 santri asal pondok pesantren (ponpes) Temboro, Magetan yang pulang ke Pacitan direncanakan isolasi di gedung wisma altet. Namun karena faktor usia niatan tersebut dipastikan tidak dilakukan. Terlebih, usia para santri tersebut tergolong masih seumuran jagung. Berkisar 18 tahun hingga 20 tahun.
‘’kita rencanakan akan karantina mandiri di rumah, tentunya dengan pengawasan ketat,’’ kata Rachmat Dwiyanto, Juru Bicara Satgas Penanggulangan Covid19 Kabupaten Pacitan. (27/4/2020)
Ruang isolasi tersebut bakal membuat mental dan psikis para remaja tersebut turun. Imbasnya memperburuk kondisi kesehatan santri. Terlebih, lokasi wisma bersebelahan dengan tempat pemakaman umum (TPU).
Hal serupa diperkirakan bakal berlaku bagi santri seandainya didapati reaksi reaktif covid-19 kelak. Pun, pihaknya berencana melakukan karantina ketat dirumah masing-masing. Namun, jika keadaan tidak memungkinkan isolasi di RSUD jadi opsi lanjutan.
‘’selain pemantauan, tidak boleh keluar dan jaga jarak dengan keluarga dan memakai masker,’’ jelas mantan Kepala Dinas Kesehatan itu.
Selain menanti kepastian klaster Temboro, pihaknya menunggu hasil Swab 5 pasien dalam pengawasan (PDP) Pacitan yang tak kunjung keluar. Selain masalah jarak, banyaknya jumlah swab di laboratorium menambah lama masa tunggu tersebut.
‘’Kelima swab itu dari klaster Sukolilo, yang sebelumnya sempat kontak dengan pasien covid confirm,’’ imbuhnya (not).