Pacitan –Lensa Pacitan, Denting gamelan dan bunyi bambu khas ronthek kembali menggema di jalanan Pacitan saat Festival Ronthek 2025 berlangsung meriah, Sabtu malam (5/7). Dari deretan peserta yang tampil, grup ronthek Kecamatan Sudimoro mencuri perhatian lewat pertunjukan bertema pelestarian alam dan lingkungan.
Dengan nuansa artistik yang kuat dan ritme yang rancak, para penabuh ronthek Sudimoro tak hanya memukau penonton, tetapi juga menyampaikan pesan moral mendalam: manusia tak boleh semena-mena terhadap alam.
Camat Sudimoro, Muhammad Taufik Effendi, mengatakan bahwa penampilan tahun ini memang sengaja diangkat sebagai bentuk refleksi atas kerusakan lingkungan yang kerap terjadi akibat ulah manusia. “Tema yang kami usung adalah pelestarian alam dan lingkungan. Ini sebagai pengingat bahwa menjaga bumi adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar Taufik Sabtu (5/6/2025).
Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kearifan lokal yang masih hidup di tengah masyarakat Sudimoro. Salah satu contohnya, tradisi yang berlaku di Desa Gunungrejo: setiap warga yang menebang pohon diwajibkan menanam kembali satu pohon sebagai bentuk tanggung jawab ekologis.
“Ini adalah cara sederhana namun bermakna untuk menjaga keseimbangan alam. Jika kita rawat alam, maka alam pun akan menjaga kita,” tambahnya.
Penampilan grup Sudimoro pun mendapat sambutan hangat dari ribuan penonton yang memadati area festival. Selain menghadirkan musik yang enerjik, parade ini juga menyisipkan narasi simbolik yang menggugah kesadaran kolektif akan pentingnya harmoni antara manusia dan alam.