Menu

Mode Gelap
Peringati Hari Bakti PUPR ke-79, Dinas PUPR Pacitan Gelar Bakti Sosial di Ponpes Nurudh Dholam Banjir Lumpur dari Bukit Kiteran Tutup Akses Jalan dan Isolasi 8 Rumah di Desa Wiyoro Pembersihan Lumpur dan Pemulihan Akses di Dusun Kaliatas Pacitan Belik Brumbung, Situs Bersejarah di Pacitan yang Sarat Nilai Religi Raja Ampat-nya Pacitan, Pesona Eksotis Pantai Kasap Banjir Sungai Cokrokembang, Jembatan Ambrol dan Gerobak Pedagang Hanyut

Bencana Alam

Relawan Pacitan Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana melalui Radio Komunikasi

badge-check


					Relawan Pacitan Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana melalui Radio Komunikasi Perbesar

Pacitan – Radio komunikasi menjadi salah satu alat vital dalam penanganan kebencanaan, terutama ketika kondisi darurat di mana moda komunikasi lainnya tidak berfungsi. Diskusi mengenai pentingnya peran komunikasi radio dalam situasi darurat menjadi topik utama dalam kegiatan “Asah Terampil Relawan Komunikasi Radio saat Darurat Bencana” yang digelar di Gedung Dakwah Muhammadiyah Pacitan, Sabtu (12/10/2024).

Agus Hadi Prabowo, pegiat komunikasi yang memiliki pengalaman panjang di dunia radio amatir, menjelaskan kepada puluhan relawan (breaker) mengenai pentingnya komunikasi yang efektif saat darurat bencana.

“Dalam situasi darurat, komunikasi harus singkat, jelas, dan langsung ke intinya. Penggunaan nama samaran atau istilah yang tidak jelas sebaiknya dihindari untuk mengurangi kesalahan interpretasi,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya memeriksa peralatan sebelum digunakan, mengingat kesalahan dalam konfigurasi antara pesawat radio, kabel, dan antena dapat mengurangi daya pancar radio, bahkan menyebabkan kerusakan.

Dalam sarasehan yang digagas oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) tersebut, muncul juga usulan dari Budi, pegiat komunikasi dari Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), yang berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan menyediakan frekuensi khusus yang digunakan saat keadaan darurat.

“Frekuensi khusus ini akan sangat membantu dalam melaporkan situasi bencana tanpa memandang latar belakang organisasi,” ungkap Budi.

Kepala BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi peran relawan komunikasi. Menurutnya, pada bencana banjir dan longsor yang melanda Pacitan pada 2017 lalu, relawan radio komunikasi memainkan peran krusial dalam menyampaikan informasi kepada pihak terkait.

“Kita belajar dari peristiwa 2017, betapa pentingnya peran komunikasi radio dalam situasi darurat. Saya berterima kasih atas komitmen dan semangat para relawan,” kata Erwin.

Praktisi komunikasi, Purwoto Sumodiharjo, juga menilai bahwa meskipun radio komunikasi memiliki keterbatasan, seperti hanya mampu menyampaikan informasi suara, alat ini tetap menjadi opsi terbaik dalam situasi bencana karena tidak bergantung pada listrik atau jaringan internet.

“Radio komunikasi hingga saat ini masih menjadi sarana yang cepat, murah, dan efektif. Kuncinya adalah menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dipahami,” tambahnya.

“Saya sering menggunakan akronim KISS (Keep It Short and Simple) but clear,” imbuh jurnalis yang juga mahasiswa jurusan Manajemen Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta.

Kegiatan ini diikuti oleh berbagai elemen relawan dari Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI), RAPI, Senkom Mitra Polri, SAR MTA, dan relawan lainnya se-Kabupaten Pacitan, sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa depan. (not) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Banjir Sungai Cokrokembang, Jembatan Ambrol dan Gerobak Pedagang Hanyut

30 November 2024 - 20:19 WIB

Pemkab Pacitan Maksimalkan Fungsi SPAM untuk Tangani Kekeringan

28 November 2024 - 19:43 WIB

Aji-Gagarin Resmi Pimpin Pacitan, Langsung Tinjau Drainase Sungai Blimbing

28 November 2024 - 10:12 WIB

SPAM Atasi Krisis Air di Empat Dusun Desa Sedayu, Arjosari

28 Oktober 2024 - 12:47 WIB

Krisis Air Bersih di Pacitan Berlanjut, Warga Desa Klesem Hanya Andalkan Bantuan

25 September 2024 - 16:28 WIB

Trending di Bencana Alam