Menu

Mode Gelap
Hendak Pulang dari Masjid, Lansia di Pacitan Jadi Korban Kecelakaan Festival Ronthek Pacitan 2025 Usai, Serap Anggaran Rp 410 Juta, Ini daftar Juaranya Pring Sedhapur’ Tulakan Usung Tema Gerhana Bulan, Sajikan Atraksi Sarat Nilai Rontek Tegalombo Usung Tema “Murwokolo”, Pukau Penonton dengan Nuansa Islami Ronthekantrupus Punung Tampil Memukau, Usung Konsep Ramah Lingkungan di Festival Rontek 2025 Legenda Lembah Lembu Jadi Suguhan Memikat dari Kecamatan Bandar di Panggung Ronthek 2025

Ekonomi

Pembuatan Tungku Batu di Dusun Batu Lapak Tetap Diminati Meski Ada Kompor Gas

badge-check


					Pembuatan Tungku Batu di Dusun Batu Lapak Tetap Diminati Meski Ada Kompor Gas Perbesar

Pacitan – Di lereng Dusun Batu Lapak, Desa Kalipelus, Kecamatan Kebonagung, aktivitas penggalian batu besar untuk dijadikan tungku kayu bakar masih berjalan seperti biasa. Tumidi (55) dan anaknya, Edi Sutikno, telah menjalani pekerjaan ini selama lebih dari lima tahun, meski kini banyak orang beralih menggunakan kompor gas dan listrik.

Setiap harinya, mereka menggarap batu persegi panjang dengan panjang sekitar 1,5 meter, lebar 50 sentimeter, dan tinggi 40 sentimeter. Batu yang keras itu dibentuk menggunakan cangkul khusus, paji besi, dan alat pukul manual. “Satu tungku bisa selesai dalam sehari,” ujar Tumidi pada Senin (17/9/2024).

Meski alat-alat modern semakin berkembang, tungku batu buatan Tumidi masih banyak diminati. Saat ini, ia tengah menyelesaikan pesanan dari Kecamatan Tulakan sebanyak 10 tungku. “Pesanan dulu belum selesai, sudah ada dua orang lain yang pesan lagi, masing-masing di atas lima tungku,” jelasnya.

Baca Juga: Rintis Usaha Ternak Kelinci, Satpam Asal Pacitan Ini Raup Jutaan per Bulan

Setelah batu dibentuk, proses penghalusan dilakukan dengan pasah kayu yang didesain khusus. Harga tungku bervariasi tergantung ukuran. Untuk tungku satu lubang dijual seharga Rp50.000, dua lubang Rp80.000, dan yang terbesar dihargai Rp120.000.

Pekerjaan ini, meski berat, memberikan penghasilan yang cukup bagi Tumidi dan keluarganya. “Kalau cuaca bagus dan badan sehat, saya bisa membuat tungku setiap hari,” pungkasnya.

Dengan menggunakan teknik tradisional dan keterampilan yang diwariskan turun-temurun, Tumidi tetap bertahan di tengah tantangan modernisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Rontek Tegalombo Usung Tema “Murwokolo”, Pukau Penonton dengan Nuansa Islami

7 Juli 2025 - 16:53 WIB

Retreat Partai Demokrat di Pacitan, UMKM dan Hotel Ketiban Berkah

7 Juli 2025 - 12:26 WIB

Ribuan Lansia di Pacitan Terima Bantuan Tunai Rp500 Ribu dari Program PKH Plus

18 Juni 2025 - 12:14 WIB

Peternak Pacitan Bangga, Sapi Peliharaannya Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban

5 Juni 2025 - 12:42 WIB

MFA Sebagai Penjamin Akuntabilitas dan Keamanan Pengguna

5 Juni 2025 - 11:45 WIB

Trending di Ekonomi