Pembuatan Tungku Batu di Dusun Batu Lapak Tetap Diminati Meski Ada Kompor Gas - Lensa Pacitan

Menu

Mode Gelap
Sup,Sayur lodeh hingga Puding daun Kelor Jadi Menu andalan Berbuka Puasa Di Sea view Restaurant Karang Taruna Pacitan Bagikan Ribuan Bunga untuk Peserta Rontek Gugah Sahur Pertamina dan Hiswana Migas Bagikan 245 Paket Sembako untuk Kuli Panggul di Pasar Tradisional Pacitan Inovatif! Lurah Ploso Jemput Bola Urus Administrasi Kematian, Gratis dan Cepat Isu Pengoplosan Pertamax, Penjualan BBM di SPBU Mini ExxonMobil Pacitan Meningkat Toko di Bangunsari Rusak Dilempar Petasan, Polisi Lakukan Penyelidikan 

Ekonomi

Pembuatan Tungku Batu di Dusun Batu Lapak Tetap Diminati Meski Ada Kompor Gas

badge-check


					Pembuatan Tungku Batu di Dusun Batu Lapak Tetap Diminati Meski Ada Kompor Gas Perbesar

Pacitan – Di lereng Dusun Batu Lapak, Desa Kalipelus, Kecamatan Kebonagung, aktivitas penggalian batu besar untuk dijadikan tungku kayu bakar masih berjalan seperti biasa. Tumidi (55) dan anaknya, Edi Sutikno, telah menjalani pekerjaan ini selama lebih dari lima tahun, meski kini banyak orang beralih menggunakan kompor gas dan listrik.

Setiap harinya, mereka menggarap batu persegi panjang dengan panjang sekitar 1,5 meter, lebar 50 sentimeter, dan tinggi 40 sentimeter. Batu yang keras itu dibentuk menggunakan cangkul khusus, paji besi, dan alat pukul manual. “Satu tungku bisa selesai dalam sehari,” ujar Tumidi pada Senin (17/9/2024).

Meski alat-alat modern semakin berkembang, tungku batu buatan Tumidi masih banyak diminati. Saat ini, ia tengah menyelesaikan pesanan dari Kecamatan Tulakan sebanyak 10 tungku. “Pesanan dulu belum selesai, sudah ada dua orang lain yang pesan lagi, masing-masing di atas lima tungku,” jelasnya.

Baca Juga: Rintis Usaha Ternak Kelinci, Satpam Asal Pacitan Ini Raup Jutaan per Bulan

Setelah batu dibentuk, proses penghalusan dilakukan dengan pasah kayu yang didesain khusus. Harga tungku bervariasi tergantung ukuran. Untuk tungku satu lubang dijual seharga Rp50.000, dua lubang Rp80.000, dan yang terbesar dihargai Rp120.000.

Pekerjaan ini, meski berat, memberikan penghasilan yang cukup bagi Tumidi dan keluarganya. “Kalau cuaca bagus dan badan sehat, saya bisa membuat tungku setiap hari,” pungkasnya.

Dengan menggunakan teknik tradisional dan keterampilan yang diwariskan turun-temurun, Tumidi tetap bertahan di tengah tantangan modernisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pertamina dan Hiswana Migas Bagikan 245 Paket Sembako untuk Kuli Panggul di Pasar Tradisional Pacitan

13 Maret 2025 - 12:55 WIB

Isu Pengoplosan Pertamax, Penjualan BBM di SPBU Mini ExxonMobil Pacitan Meningkat

7 Maret 2025 - 04:30 WIB

Pasar Hewan di Pacitan Kembali Dibuka dengan Pengawasan Ketat, 1.369 Ekor Ternak Terinfeksi PMK

6 Februari 2025 - 05:59 WIB

Pemkab Pacitan Siapkan Lapak UMKM Jelang Kejurnas Jujitsu 2025

24 Januari 2025 - 17:55 WIB

Penutupan Pasar Hewan di Pacitan Akibat PMK, Dodik Prahcoyo: Belum Jadi Solusi Tepat

23 Januari 2025 - 15:31 WIB

Trending di Ekonomi