Menu

Mode Gelap
Menjelang Nataru Dan Dampak MBG Harga Telur di Pacitan Meroket Hingga Rp30 Ribu per Kilogram  Modus Cek Fiktif Rp3 Miliar untuk Meyakinkan Calon Istri, Kakek 74 Tahun di Pacitan Ditahan Polisi Gunakan Pistol Airsoftgun, Dua Pemuda Pringkuku Gasak Motor di 8 Lokasi Berbeda Kasus Flu Singapura Meningkat, 15 Balita di Pacitan Terinfeksi: Dinkes Minta Orang Tua Perketat Kebersihan Dan Kewaspadaan  Demi Menikahi Sheila, Mbah Tarman Nekat Pakai Cek Palsu Sudimoro Dilanda Longsor, Warga dan Forkopimca Gotong Royong Perbaiki Kerusakan

Headline

Peluncuran ‘Gumregah Jumangkah’ Menuai Kritik karena Diduga Pemborosan Anggaran

badge-check


 Peluncuran ‘Gumregah Jumangkah’ Menuai Kritik karena Diduga Pemborosan Anggaran Perbesar

PACITAN – Acara peluncuran tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Pacitan dengan tema ‘Gumregah Jumangkah’, yang dijadwalkan berlangsung pada 8 Juni mendatang, menuai kontroversi publik. Para kritikus berpendapat bahwa acara tersebut, selain hanya sebagai perayaan seremonial, dinilai sebagai pemborosan anggaran.

Muhamad Tonis Dzrikrullah, seorang aktivis dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Pacitan, menuduh Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pemborosan anggaran. Ia mengkritik keputusan untuk menghadirkan artis dangdut papan atas dari New Monata dalam acara tersebut, yang diperkirakan akan menghabiskan ratusan juta rupiah. Menurutnya, kemewahan ini mencerminkan kurangnya integritas dan tanggung jawab moral dalam penggunaan dana publik. “Ini membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat,” katanya pada 28 Mei lalu.

Tonis menyarankan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp 37 miliar untuk KPU akan lebih baik digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Ia mengusulkan anggaran tersebut dialokasikan untuk kegiatan penting seperti kampanye partisipasi politik dan peningkatan biaya operasional badan ad-hoc seperti PPK, PPS, dan KPPS. “KPU sudah diluncurkan oleh KPU nasional, jadi tidak perlu acara mewah seperti ini,” tambahnya.

Dia juga mengkritik KPU karena menyimpang dari tugas intinya sebagai penyelenggara pemilihan umum. Dia menekankan bahwa setiap tindakan yang diambil oleh KPU harus dievaluasi berdasarkan manfaatnya. “Kami juga menawarkan solusi. Daripada menggunakan anggaran untuk kegiatan yang kurang substansial, lebih bijaksana jika dialokasikan kepada PPK, PPS untuk kampanye ke akar rumput tentang pentingnya partisipasi pemilih,” ujarnya.

Tonis mendesak KPU untuk mengevaluasi acara tersebut untuk memastikan bahwa acara tersebut lebih bermanfaat dan mengedepankan pendidikan politik. “Jika pertunjukan dangdut tidak efektif, setidaknya harus ada jumlah pendidikan politik yang substansial,” tandasnya.

Hingga saat ini, KPU Pacitan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kritik ini. Ketua KPU, Sulis Setyorini, belum menjawab pertanyaan melalui WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mengusung Tema “Sluman Slumun Slamet”, Festival Rawat Jagat 4 Resmi Dibuka Wabup Pacitan

24 November 2025 - 20:35 WIB

Anggaran Rp 565 Miliar Digelontorkan, Pembangunan Sekolah Rakyat Tahap II Pacitan Segera Dimulai

19 November 2025 - 19:53 WIB

Bimteknas Partai Demokrat 2025 Ditutup di Pacitan, Kader Diharapkan Jadi ‘Problem Solver

2 Oktober 2025 - 16:39 WIB

Bimteknas Demokrat di Pacitan Dinilai Berdampak Positif pada Perekonomian Lokal

1 Oktober 2025 - 18:22 WIB

SBY: Politisi Demokrat Harus Tangguh, Berwawasan Kebangsaan, dan Andal

30 September 2025 - 16:49 WIB

Trending di Politik