Menu

Mode Gelap
Gelar Rembuk Stunting Komitmen Pemkab Pacitan Tekan Stunting Hingga 2025 Kenaikan Harga Beras, DPRD Pacitan Desak Pemerintah Ambil Langkah Nasib Naas Menimpa Keluarga Wisata di Pantai Srau, Pacitan, 1 Tewas Terseret Ombak Deklarasi Mahasiswa Pacitan, Tolak Politisasi Kampus Jelang Pemilu 2024 Forum PTT Transport SD/SMP Pacitan Sampaikan Tuntutan kepada Bupati

Ekonomi · 18 Feb 2020 02:27 WIB

Optimalisasi Ultra Mikro untuk Penurunan Kemiskinan Pacitan


 Optimalisasi Ultra Mikro untuk Penurunan Kemiskinan Pacitan Perbesar


PACITAN – lensapacitan.com, Kemiskinan di Kab Pacitan tergolong Tinggi.
Data BPS tahun 2018, menunjukkan Jumlah penduduk miskin  mencapai 592 ribu  dari 
total penduduk 268 ribu. Dengan kata lain angka kemiskinan mencapai   14,19%.
Angka ini jauh di atas nasional  9.8%.  Dalam APBN 2020,  target tingkat kemiskinan sebesar 8,5-9.0%
sehingga salah satu fokus belanja Pemerintah Pusat adalah perlindungan sosial. Adapun
kebijakan yang ditempuh antara lain melanjutkan Program Perlindungan Sosial
seperti Program Keluarga Harapan(PKH), Program Indonesia Pintar (PIP), Subsidi
dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Dalam sistem pembangunan nasional, Pemerintah
daerah perlu mensinkronkan fokus program pembagunan daerah dengan program Pemerintah
pusat.
UMi merupakan Program Pemerintah untuk
memberikan pembiayaan yang mudah dan cepat pada masyarakat
khususnya
yang tidak terjangkau bank untuk kelangsungan usahanya. Diharapkan dengan
pembiayaan ini, selain usaha terus berlanjut juga dapat meningkat sehingga kesejahteraan
masyarakat juga meningkat. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah wirausaha.
Kehadiran UMi  diperlukan untuk menunjang
usaha para pelaku usaha super mikro yang selain tidak mempunyai agunan, skala
usahanya juga kecil. Oleh karena itu jumlah pembiayaan juga hanya kecil, maksimal  10 juta.  Bertindak selaku Coordinated Fund adalah Badan layanan Umum Pusat Investasi
Pemerintah (BLU PIP).
Adapun syarat untuk mendapatkan pembiayaan UMi
adalah Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)  dan tidak sedang mendapat fasilitas pembiayaan
 dari Kredit Usaha Rakyat. Apabila belum
memiliki e–KTP, bisa digunakan surat keterangan.  Target penyaluran UMi  Tahun 2020 mencapai 1,6 T naik dibanding tahun
sebelumnya yang hanya  1,4 Triliun.  
Pendampingan yang intens  menjadi kunci sukses pertama dalam pembiayaan
UMi.  Dengan pendampingan, tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi sangat rendah. Setiap penerima pembiayaan
menerima pendampingan/pembinaan rutin dari lembaga Keuangan Bukan Bank,
sementara untuk pembiayaan kelompok terdapat staf lapangan yang bertanggung
jawab atas pembinaan anggota dan pelaksanaan pertemuan rutin. Pertemuan rutin
bertujuan untuk pembinaan, monitoring, penilaian perbaikan kesejahteraan,
berbagi informasi, sekaligus penagihan angsuran pembiayaan dan tabungan.
Kunci sukses kedua adalah empowering & enhancing. Bahwa
 p
enyaluran Pembiayaan UMi dilakukan
melalui institusi yang sudah ada dan berpengalaman dalam pembiayaan UMKM.
Sedangkan kunci sukses selanjutnya adalah 
optimalisasi dana.  BLU PIP
melakukan optimalisasi dana melalui kerja sama pendanaan dan kerja sama
investasi. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan  dana APBD dan megurangi ketergantungan pada
dana APBN.  Yang terakhir adalah  IT BASED.
Penyaluran Pembiayaan UMi didukung Teknologi Informasi terkini untuk
meningkatkan aksesibilitas dan akuntabilitas.
BLU PIP,
juga membuka kesempatan kerja sama dengan pemda dalam pengembangan pelaku usaha
khususnya pelaku yang sangat kecil. Alternatif skema kerja sama antara lain :
1) Belanja bunga untuk penurunan suku bunga di tingkat debitur; 2) Belanja
hibah dengan memberikan pembiayaan kepada debitur di wilayah kerja pemda dan 3)
Belanja subsidi sehingga cost of fund terhadap pendampingan UMi melalui account
officer dapat berkurang. Dengan demikian suku bunga kepada debitur di
wilayahnya dapat lebih murah.
Di Pacitan, pembiayaan UMi dapat diakses
secara individu  melalui pegadaian,  dan berkelompok  melalui PNM Mekaar,
dan Koperasi
Mitra Duafa (Komida). Untuk penyaluran melalui kelompok berlaku syarat: 1)
Penyalur/Lembaga Linkage wajib melakukan pendampingan kelompok, 2) menerapkan
mekanisme tanggung renteng, dan 3) Tidak diperkenankan meminta agunan tambahan.
Penyaluran Pembiayaan UMi di Pacitan terus
meningkat pada tiga tahun terakhir seiring dengan geliat  usaha mikro. Pada Tahun 2017, penyaluran UMi
mencapai 1,165 Milyar
. Angka ini naik signifikan  pada Tahun 2018 hingga mencapai 4,084 Milyar,
tumbuh 250,6%. Pada tahun  2019  penyaluran juga naik meskipun hanya tumbuh
67,2% hingga mencapai 6,84 milyar. (Tabel 1)
 
Tabel 1Pertumbuhan  Penyaluran UltraMikro di wilayah Pacita tahun
2017-2019
 Tahun
Penyaluran
Pertumbuhan
% tumbuh tdp Y-1
2.017
1.164.900.000
2.018
4.084.300.000
2.919.400.000
250,6%
2.019
6.829.200.000
2.744.900.000
67,2%
2020*)
    539.800.000
Total
           12.618.200.000
*)
sd 31 Januari
Adapun  pertumbuhan penerima penyaluran UMi juga cukup
menggembirakan. (tabel 2). Nampak meskipun penyaluran tahun pertanya hanya
mencapai 354 orang, pada tahun kedua, 2017, meningkat tajam hingga mencapai
1.216 orang. Tercatat pertumbuhanan mencapai 343,5%.  Pada tahun 2019, seiring dengan peningkatan
penyaluran, juga terjadi peningkatan debitur sebanyak 53.2% hingga menjadi
1.784 orang. Dengan demikian total debitur  di Kabupaten Pacitan menjadi 5.278 debitur.
Tabel 2 Pertumbuhan Debitur  UltraMikro di wilayah Pacita tahun 2017-2019
Tahun
Debitur
Pertumbuhan Debitur
% tumbuh tdp Y-1
2017
354
2018
1.570
1.216
343,5%
2019
3.354
1.784
53,2%
2020*)
153
Total debitur
6.096
                        *)
s.d 31 Januari
Tingginya penyaluran  ini 
mendukung dan sejalan dengan program kegiatan yang dilakukan oleh Pemkab
Pacitan. Berbagai pelatihan berbasis kompetensi telah dilakukan. Diantaranya
Pelatihan Pembudidayaan Jamur Tiram, Pelatihan Mekanik Junior Sepeda Motor,
Pelatihan Operator Mesin Furniture, Pelatihan Pengelasan SMAW 3G, Pelatihan
Teknik Listrik Instalasi, dan Pelatihan Operator Basic Office,
pelatihan
pembuatan roti dari tepung mocaf dll. Bahkan saat ini sedang berlangsung Penjaringan
wira usaha muda sejahtera (JAWARA). Tidak hanya pelatihan, Pemkab Pacitan juga memberikan
perhatian khusus pada penguatan modal pelaku usaha. Sejak tahun2002, pemda
telah mengalokasian dana bergulir, yang totalnya mencapai 9, 8 M dan total
omset mencapai lebih dari 63 M.
Dengan tujuan yang sama, dan memperhatikan
keseriusan Pemrintah daerah, seyogyanya dilakukan kerja sama antara Pemda dan
PIP untuk mengoptimalkan pengembangan pelaku usaha yangat mikro.  Dengan demikian, pengembangan uasah lebih
optimal, masyarakat lebih meningkat 
kesejahteraannya dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kemiskinan. (
Ana Sariasih)
*) Kepala Kantor Pelayanan perbendaharaan
Negara Pacitan
*))Tulisan ini adalah pendapat pribadi
penulis dan tidak merepresentasikan sikap atau pendapat tempat penulis bekerja
(Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Pacitan)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gerakan Sampah Jadi Rupiah Bawa Kelurahan Sidoharjo Masuk 10 Besar Kelurahan Berseri Jatim 2024

11 October 2024 - 14:20 WIB

Potensi Kakao Desa Wonoanti, Mampu Produksi Dua Ton Dalam Sebulan

11 October 2024 - 05:09 WIB

Calon Bupati Indrata Nur Bayuaji Sambangi Nelayan di Pesisir Pantai Bakung, Karangnongko

11 October 2024 - 02:46 WIB

Kelurahan Ploso Raih Penghargaan Program Berseri 2024 Berkat Inovasi Bayar Pajak Pakai Sampah

11 October 2024 - 01:19 WIB

Arif Setya Budi Dilantik Sebagai Ketua DPRD Pacitan 2024-2029, Gantikan Ronny Wahyono

9 October 2024 - 08:25 WIB

Jumlah Penerima BLT DBHCHT di Pacitan Meningkat 17 Persen, Sasar Lebih dari 5.000 Buruh Pabrik dan Tani

9 October 2024 - 06:54 WIB

Trending di Ekonomi