Menu

Mode Gelap
Seorang Jemaah Pacitan Tertunda Kepulangannya karena Sakit, Masih Dirawat di Madinah Tiga Lifter Putri Pacitan Borong 8 Medali di Porprov Jatim 2025 Antisipasi Wisatawan Tenggelam, Petugas Tempatkan Ban dan Rambu Larangan Berenang 10.689 Peserta PBI-JK di Pacitan Dinonaktifkan, Warga Diminta Segera Cek Kepesertaan Disparbudpora Pacitan Siap Sambut Wisatawan Saat Libur Panjang Sekolah Akibat Crane Tak Berfungsi, Truk Pengangkut Tiang Listrik Terguling

Ekonomi

Lezatnya Bisnis Ikan Asin, Raup Cuan Ratusan Juta Per Bulan

badge-check


					Lezatnya Bisnis Ikan Asin, Raup Cuan Ratusan Juta Per Bulan Perbesar

Pacitan,  Potensi perikanan di Pacitan memang tak ada habisnya. Selain ikan segar yang laris di pasaran, para ibu rumah tangga di daerah ini mengolah ikan yang tidak layak jual menjadi ikan asin, meraup omset ratusan juta rupiah per bulan dari usaha yang telah turun-temurun.

Memasuki Dusun Suruhan, Desa Sirnoboyo, Pacitan, aroma ikan asin segera menusuk indra penciuman. Bau khas ini semakin tajam mendekati tempat penjemuran ikan, di mana ikan-ikan dikeringkan di bawah terik matahari di atas jaring penjemur yang dibingkai belahan bambu.

Sunarti (61) dan Dwi Sulistiawaty (36) terlihat sibuk membersihkan ikan hasil tangkapan nelayan setempat. Di pelataran rumah beratap asbes, mereka dengan teliti membersihkan ikan tungkul dan layur yang telah disiapkan. Setelah bersih, ikan-ikan tersebut difermentasi menggunakan garam berlapis dan didiamkan semalaman.

Proses fermentasi selesai, ikan kembali dicuci dengan air bersih dan ditata rapi di atas jaring berbahan bambu untuk dijemur di bawah terik matahari. Proses ini memakan waktu dua hari hingga ikan asin kering maksimal, tergantung kondisi cuaca. Musim hujan dapat memperpanjang proses pengeringan hingga lima hari atau lebih.

Sunarti telah menjalankan usaha ini selama kurang lebih 30 tahun, meneruskan usaha ibunya. Kini, Dwi Sulistiawaty juga mulai meneruskan usaha keluarga ini. Jenis ikan yang biasa diolah menjadi ikan asin antara lain ikan tungkul, layur, teri, dan tapak.

Baca Juga: Raup Cuan Dari Gurihnya Kripik Singkong Aneka Rasa

Dwi Sulistiawaty menjelaskan bahwa ikan asin produksi mereka memiliki keunikan tersendiri. 

“Rasa asinnya tidak terlalu mencolok dan warnanya terlihat bersih, hanya saja tingkat keawetannya yang membedakan dengan ikan asin pasar,” ujarnya. 

Keberhasilan mereka dalam menghasilkan produk berkualitas memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya dalam meneruskan tradisi usaha keluarga.

Meskipun bukan ikan super, hasil produksi Sunarti dan Dwi Sulistiawaty mampu mencapai 1,5 kwintal ikan asin setiap kali produksi. Mereka berhasil menjaga kualitas produk, menjualnya ke berbagai pasar tradisional di Pacitan dengan harga mulai dari 40 ribu hingga 100 ribu rupiah per kilogram. Omset yang diraih mencapai lebih dari 100 juta rupiah setiap bulannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ribuan Lansia di Pacitan Terima Bantuan Tunai Rp500 Ribu dari Program PKH Plus

18 Juni 2025 - 12:14 WIB

Peternak Pacitan Bangga, Sapi Peliharaannya Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban

5 Juni 2025 - 12:42 WIB

MFA Sebagai Penjamin Akuntabilitas dan Keamanan Pengguna

5 Juni 2025 - 11:45 WIB

Menteri Ekraf Dampingi Prabowo Sambut Presiden Macron di Borobudur

29 Mei 2025 - 21:15 WIB

Mas Aji Audiensi dengan MenEkraf, Bahas Ekspedisi Merah Putih dan Branding Baru Pariwisata Pacitan

26 Mei 2025 - 19:53 WIB

Trending di Ekonomi