Pacitan – Kekeringan di Kabupaten Pacitan semakin meluas, mengakibatkan puluhan desa di 12 kecamatan mengalami krisis air bersih. Tidak hanya rumah tangga, sejumlah lembaga pendidikan juga turut terdampak, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sanitasi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan mencatat, hingga kini sudah ada 38 lembaga sekolah dasar dan madrasah yang mengajukan bantuan air bersih melalui pemerintah desa setempat.
“Desa dan lembaga pendidikan sama-sama mengajukan bantuan air bersih melalui desa,” ujar Erwin Andriatmoko, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Kamis (26/9).
Hingga saat ini, BPBD masih terus melakukan pendataan terhadap desa-desa yang terdampak kekeringan. Jumlah desa yang mengalami kekeringan terus bertambah setiap harinya.
“Datanya terus bertambah. Setiap hari, ada satu hingga dua desa yang mengajukan bantuan air bersih,” tambahnya.
Saat ini, sebaran kekeringan mencakup seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan. Meski demikian, BPBD menyatakan bahwa kekeringan tahun ini lebih ringan dibanding tahun lalu, yang mencatat 54 desa terdampak. Tahun ini, sebanyak 12.437 jiwa di 47 dusun dan 17 desa dilaporkan terdampak krisis air bersih, berdasarkan data per 23 September 2024.
BPBD Pacitan terus berupaya menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah-wilayah terdampak, meskipun tantangan besar masih dihadapi dalam distribusi di area-area yang sulit dijangkau.
Masyarakat di desa-desa terdampak berharap adanya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah kekeringan ini, seperti pembangunan infrastruktur air yang lebih baik dan memadai.