Kedelai Mahal, Pengusaha Tahu merugi - Lensa Pacitan

Menu

Mode Gelap
Sup,Sayur lodeh hingga Puding daun Kelor Jadi Menu andalan Berbuka Puasa Di Sea view Restaurant Karang Taruna Pacitan Bagikan Ribuan Bunga untuk Peserta Rontek Gugah Sahur Pertamina dan Hiswana Migas Bagikan 245 Paket Sembako untuk Kuli Panggul di Pasar Tradisional Pacitan Inovatif! Lurah Ploso Jemput Bola Urus Administrasi Kematian, Gratis dan Cepat Isu Pengoplosan Pertamax, Penjualan BBM di SPBU Mini ExxonMobil Pacitan Meningkat Toko di Bangunsari Rusak Dilempar Petasan, Polisi Lakukan Penyelidikan 

Ekonomi

Kedelai Mahal, Pengusaha Tahu merugi

badge-check


ARJOSARI- lensapacitan.com , Pengusaha tahu di Pacitan, Jawa Timur dipusingkan dengan makin mahalnya harga kedelai impor, dalam satu bulan terakhir  harga kedelai terus menagalamai kenaikan hingga tembus Rp11.400 per kilogram.

Harga kedelai terus mengalami kenaikan dari semula Rp.9000 terus naik menjadi Rp.10.000 tidak lama naik lagi hingga tembus Rp.11.400 perkilogramnya. Akibat kondisi ini, para pengrajin tidak mampu berbuat banyak dan mengaku hanya bisa pasrah, sebab keuntungan yang didapat menurun dari biasanya.
 “Kalau harga kedelai tinggi begini saya mau menaikan harga, saya memikirkan masyarakat bawah,” kata Sudarto, pengusaha tahu Di Desa/Kecamatan Arjosari. 
Kondisi saat ini memang dirasakan sulit bagi Sunarto. Memang hingga saat ini pabrik tahu di Kecamatan Arjosari itu masih tetap beroperasi. Ukuran produk yang dihasilkan pun tidak dikurangi. Demikian pula harga jual belum berubah. Pemilik tahu Semo sendiri lebih mempertimbangkan alasan kemanusiaan jika harus menaikkan harga. Di sisi lain, jika kondisi seperti ini terus berlanjut keberlangsungan usahanya tentu dipertaruhkan.
“Apakah kalau (Harga jual) saya naikkan apakah masyarakat bawah itu bisa menjangkau membeli,” katanya. 
Di tengah kegalauan, Sudarto menyerahkan penyelesaian masalah lonjakan harga kedelai kepada lembaga terkait. Dirinya yakin pemerintah memiliki solusi untuk menstabilkan harga kedelai.”Saya pasrahkan kepada pemerintah untuk  menstabilkan harga kedelai. Biar produksi bisa berjalan terus dan masyarakat tetap bisa mengonsumsi,” ucap Sudarto.
Sudarto belum berencana menaikkan harga jual tahu.  ia  menyebut hal itu sangat tergantung perkembangan yang terjadi. Jika lonjakan harga menembus Rp 15 ribu per kilogram kemungkinan harga jual juga mengikuti.”Ya kita adakan pertemuan dengan paguyuban pengusaha pabrik tahu se Pacitan untuk mencari solusi terbaik,” kata pengusaha yang dibantu 15 karyawan tersebut.
Sementara Misni, (38) pengusaha tempe asal Kecamatan, Tulakan, juga mengeluhkan harga kedelai yang terus melambung. Ia memilih mengurangi intesitas produksinya. Yang biasanya setiap hari, kini hanya produksi empat kali dalam seminggu.” saya lebih memilih mengurangi produksi seminggu empat kali, daripada terus merugi karena ongkos produksi mahal,”tutupnya. (not)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pertamina dan Hiswana Migas Bagikan 245 Paket Sembako untuk Kuli Panggul di Pasar Tradisional Pacitan

13 Maret 2025 - 12:55 WIB

Isu Pengoplosan Pertamax, Penjualan BBM di SPBU Mini ExxonMobil Pacitan Meningkat

7 Maret 2025 - 04:30 WIB

Pasar Hewan di Pacitan Kembali Dibuka dengan Pengawasan Ketat, 1.369 Ekor Ternak Terinfeksi PMK

6 Februari 2025 - 05:59 WIB

Pemkab Pacitan Siapkan Lapak UMKM Jelang Kejurnas Jujitsu 2025

24 Januari 2025 - 17:55 WIB

Penutupan Pasar Hewan di Pacitan Akibat PMK, Dodik Prahcoyo: Belum Jadi Solusi Tepat

23 Januari 2025 - 15:31 WIB

Trending di Ekonomi