Gurihnya Cuan dari Tiwul Instan, Omzet Jutaan Rupiah Per Bulan - Lensa Pacitan

Menu

Mode Gelap
Gempa Bumi Terus Terjadi di Pacitan, BPBD Catat 62 Gempa Selama Awal Januari Gebrak Rumah di Ngadirojo, Bersatu Lawan Ancaman DBD 67 Sapi Mati, Kasus PMK Bertambah Jadi 1006 Ekor PMK Ibarat Sariawan, Ini Langkah Mengatasinya Gebrak Kandang di Ngadirojo, Upaya Bersama Tangani PMK pada Ternak Hiswana Migas Ingatkan Pengecer LPG 3 Kg Tidak Naikkan Harga Semena-mena

Ekonomi

Gurihnya Cuan dari Tiwul Instan, Omzet Jutaan Rupiah Per Bulan

badge-check


					Tiwul Instan Buatan Pasutri Asal Kalikuning Tulakan, (Foto: Trinoto) Perbesar

Tiwul Instan Buatan Pasutri Asal Kalikuning Tulakan, (Foto: Trinoto)

Pacitan, Lensa Pacitan – Tiwul, makanan tradisional berbahan dasar singkong, biasanya membutuhkan waktu dan keterampilan khusus untuk diolah. Namun, pasangan suami istri asal Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, berhasil mengubah keterampilan ini menjadi sumber penghasilan menjanjikan. Dengan inovasi tiwul instan yang hanya membutuhkan waktu lima menit untuk disajikan, Srini (43) dan Saiful (48) mampu meraih omzet hingga jutaan rupiah setiap bulannya.

Bermula pada 2006, warga Dusun Kepek, Desa Kalikuning, ini mengembangkan produksi tiwul instan secara mandiri. Saiful, meski pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh perempuan, dengan cekatan menjalankan proses “muyu” atau membentuk butiran tepung kecil dari gaplek. Setelah itu, butiran tepung dijemur menggunakan tampah hingga kering.

Proses Panjang di Balik Tiwul Instan

Proses pembuatan tiwul instan memakan waktu cukup panjang. Setelah gaplek diolah menjadi butiran kecil, produk ini dimasak selama 15 menit, kemudian kembali dijemur hingga benar-benar kering. Di musim kemarau, pasangan ini mampu memproduksi hingga 40-50 kilogram tiwul instan per hari. Namun, produksi sedikit terkendala saat musim hujan karena membutuhkan waktu lebih lama untuk pengeringan.

Produk tiwul instan ini dikemas dalam plastik berisi 400 gram dan dijual dengan harga Rp8.000 per bungkus. Tidak hanya di Pacitan, produk ini juga telah menembus pasar luar daerah, seperti Semarang dan Surabaya. Berkat kegigihan mereka, usaha ini mampu menghasilkan omzet hingga Rp6 juta per bulan, dengan rata-rata penjualan mencapai tiga kuintal tiwul instan.

Dari Ketekunan Menuju Kesuksesan

Menurut Srini, usaha ini awalnya dilakukan bersama kelompok warga, tetapi banyak anggota mundur karena sulitnya memasarkan produk. Namun, ia dan Saiful tetap bertahan dan berinovasi hingga kini mampu sukses. Selain praktis, tiwul instan ini juga diklaim sehat karena bebas gluten dan tanpa bahan pengawet.

“Dulu susah sekali menjualnya, tapi kami tidak menyerah. Sekarang, kami bisa menyekolahkan kedua anak hingga perguruan tinggi dari usaha ini,” kata Srini. (not)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Hiswana Migas Ingatkan Pengecer LPG 3 Kg Tidak Naikkan Harga Semena-mena

15 Januari 2025 - 22:37 WIB

Harga Kedelai Naik Rp1.700, Biaya Produksi Tahu di Pacitan Membengkak

14 Januari 2025 - 14:33 WIB

Harga Kedelai Naik Pabrik Tahu Pacitan

Gas LPG 3 Kilogram Naik Rp2.000, Berlaku Mulai 15 Januari 2025

13 Januari 2025 - 16:35 WIB

Warga Pacitan Berburu Diskon Listrik 50 Persen

2 Januari 2025 - 10:35 WIB

Pabrik Es Portable Beroperasi, Nelayan Ngadirojo Dapat Akses Es Berkualitas

23 Desember 2024 - 13:18 WIB

Trending di Ekonomi