Pacitan – Festival Budaya Rawat Jagat akan kembali digelar pada 21 September mendatang, kali ini dengan tema kewaspadaan terhadap bencana dan mara bahaya. Acara yang sudah memasuki tahun ketiga ini mengusung tajuk “Eling lan Waspodo” dan akan diisi dengan berbagai atraksi budaya di beberapa lokasi berbeda di Pacitan.
Salah satu venue yang terletak di Jalan Ahmad Yani akan menyajikan tampilan budaya dengan pesan kampanye tentang ancaman bahaya bencana, kesehatan lingkungan, hingga isu megathrust yang kini menjadi perhatian nasional. Abdilah Yusuf, perwakilan dari Konsorsium Kangen Pacitan, menjelaskan, “Urutan acaranya masih sama seperti sebelumnya, hanya tampilan dan konsepnya yang berbeda.”
Rawat Jagat #3 dihadirkan sebagai peristiwa kebudayaan yang tidak hanya bertujuan menggerakkan ekosistem kebudayaan lokal, tetapi juga mengolaborasikan tradisi dengan seni pertunjukan kekinian. Salah satu contohnya adalah kebangkitan kembali tari keling dari Kalipelus Kebonagung, yang akan direkonstruksi ulang.
Berbeda dari tahun sebelumnya, seluruh prosesi utama akan dilaksanakan di Perempatan Tugu Penceng, termasuk doa bersama dan berbagai pertunjukan seni. Selain fokus pada budaya, festival ini juga menekankan pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Kami juga akan mengadakan workshop pengolahan sampah dan pelepasan penyu sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan,” tambah Abdilah.
Festival Rawat Jagat bukan hanya sebuah perayaan budaya, tetapi juga menjadi ajang untuk menyuarakan kesadaran terhadap lingkungan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.